RINCIH.COM. Data NielsenIQ terbaru yang diterbitkan oleh British Retail Consortium (BRC) menunjukkan bahwa harga toko turun untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September karena pengecer berjuang untuk menarik pembeli selama periode kepercayaan konsumen yang lemah.
Secara keseluruhan, harga turun dengan tingkat tahunan 0,6% bulan lalu, turun dari kontraksi 0,3% dalam periode empat minggu sebelumnya dan tingkat terendah sejak Agustus 2021.
Deflasi non-makanan meningkat menjadi 2,1% pada September setelah penurunan harga sebesar 1,5% pada bulan sebelumnya. Furnitur dan pakaian mengalami penurunan terbesar karena pengecer memperkenalkan lebih banyak diskon untuk menarik kembali pembeli setelah periode perdagangan yang mengecewakan selama bulan-bulan musim panas.
Namun, kenaikan harga pangan dipercepat, dengan inflasi 2,3% pada bulan September, naik dari 2,0% pada bulan Agustus. Hal ini disalahkan pada panen yang buruk di daerah penghasil utama, yang menyebabkan harga minyak goreng dan produk manis yang lebih tinggi.
Inflasi makanan segar naik menjadi 1,5%, naik dari 1,0%, sementara inflasi makanan ambien melambat menjadi 3,3%, turun dari 3,4%.
Mengutip LinkedIn Brian Moore, Senin (1/10/2024), Helen Dickinson, Kepala Eksekutif BRC mengatakan, pelonggaran inflasi harga pasti akan disambut baik oleh konsumen, tetapi ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung, perubahan iklim, dan biaya regulasi yang diberlakukan pemerintah semuanya dapat membalikkan tren ini.
Sementara, Mike Watkins, Kepala Pengecer dan Wawasan Bisnis NielsenIQ mengatakan, dengan harga non-makanan dalam deflasi, ini akan membantu pembeli saat mereka merencanakan anggaran rumah tangga mereka untuk sisa tahun ini, dan sedikit peningkatan inflasi makanan menunjukkan inflasi harga toko yang stabil mendekati kisaran jangka panjang.
“Meski begitu, pengecer masih perlu fokus untuk mendorong permintaan dengan promosi menarik selama beberapa minggu ke depan,” katanya.