RINCIH.COM. Dulu Grab pernah juga melalukannya di stasiun MRT Lebak Bulus. Budget grab untuk marketing model tidak tanggung-tanggung saat itu, bisa sampai 33M.
Rata-rata pembelian hak nama agar brand bisa nampang di stasiun MRT berkisar 3-5M an. Sebenarnya seberapa efektif sih marketing model beginian?
Strategi Kopi Tuku membayar Rp 5 miliar untuk memasang nama di Stasiun MRT Cipete Raya merupakan langkah branding yang cerdas. Berikut adalah analisa strateginya:
1. Strategi Brand Awareness
• Target Lokasi: MRT adalah moda transportasi yang digunakan oleh ribuan orang setiap hari. Dengan nama Cipete Raya TUKU, merek Kopi Tuku menjadi bagian dari keseharian masyarakat urban, terutama yang sering menggunakan MRT.
• Efek Psikologis: Mengasosiasikan nama stasiun dengan merek menciptakan ingatan jangka panjang. Setiap kali orang menyebut “Cipete Raya TUKU,” merek ini otomatis diingat.
2. First Mover Advantage
• Kopi Tuku menjadi salah satu merek pertama yang mengambil langkah seperti ini di Indonesia. Ini memberikan kesan inovatif dan unik, membedakannya dari kompetitor di industri kopi.
3. Efek Domino dari Word of Mouth
Keputusan ini memicu diskusi luas di media sosial dan masyarakat, menciptakan earned media (promosi gratis dari perhatian publik). Orang-orang membicarakan Kopi Tuku tanpa perlu kampanye tambahan.
4. Keuntungan Jangka Panjang
• Relevansi Lokal: Cipete terkenal sebagai area urban yang dinamis, cocok untuk market Kopi Tuku. Mengaitkan merek dengan lokasi strategis ini menguatkan koneksi emosional dengan komunitas lokal.
• Durasi Eksposur. Dengan biaya Rp 5 miliar untuk beberapa tahun ke depan, ini menjadi investasi murah dibanding kampanye iklan konvensional yang bersifat sementara.
5. Kolaborasi dengan Infrastruktur Publik
• Dengan mendukung MRT, Kopi Tuku juga membangun citra positif sebagai merek yang mendukung perkembangan fasilitas publik. Ini meningkatkan brand equity di mata konsumen.
Langkah Kopi Tuku ini adalah contoh inovasi pemasaran yang memanfaatkan ruang publik untuk memperkuat brand presence. Dengan investasi ini, Kopi Tuku tidak hanya memperluas jangkauan audiensnya, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat dengan masyarakat urban, khususnya pengguna MRT.
Langkah Kopi Tuku ini adalah contoh inovasi pemasaran yang memanfaatkan ruang publik untuk memperkuat brand presence. Dengan investasi ini, Kopi Tuku tidak hanya memperluas jangkauan audiensnya, tetapi juga membangun hubungan yang lebih erat dengan masyarakat urban, khususnya pengguna MRT. Strategi ini bisa menjadi tolok ukur baru dalam marketing berbasis lokasi di Indonesia.(Saiful Islam, Inbound Marketing Practitioner and Business Ecosystem)