RINCIH.COM. Thanawat Malabuppha, Co-founder dan CEO Priceza menganalisis pasar e-commerce di Asia Tenggara dari tahun 2022 hingga 2024, menyoroti pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dalam analisisnya Thanawat menjelaskan, Thailand menempati posisi kedua di pasar regional dengan nilai THB5,56 triliun pada tahun 2024, memegang pangsa 16,4%. Proyeksi menunjukkan pasar regional akan terus berkembang, mencapai 13 triliun baht pada tahun 2030.
Pasar e-commerce Thailand diperkirakan akan tumbuh dari 1 triliun baht pada tahun 2024 menjadi 2 triliun baht pada tahun 2030.
tren Selain itu, Thanawat membahas tren E-Commerce Thailand pada tahun 2025. Apa sajakah?.
Kebangkitan Perdagangan Afiliasi.
Affiliate Commerce muncul sebagai kekuatan pendorong baru untuk pertumbuhan e-commerce Thailand pada tahun 2025.
“Pengaruh Affiliators & Influencers membentuk kembali lanskap e-commerce Thailand, dengan data mengungkapkan bahwa 9 juta orang Thailand adalah pembuat konten, Khususnya, 83% konsumen Thailand mengaku membeli produk/layanan berdasarkan rekomendasi influencer, menjadikan Pemasaran Afiliasi sebagai saluran penjualan yang penting,” katanya, Selasa(4/2/2025) dalam LinkedIn.
Tren ini didorong oleh Model 3C, membuktikan pada tahun 2024 bahwa konten berkualitas berdampak langsung pada penjualan. Konten yang efektif dapat mendorong konversi, terukur melalui Affiliate Commerce, di mana merek memanfaatkan pembuat konten papan atas untuk meningkatkan penjualan. Pada tahun 2025, merek akan bersaing secara agresif untuk mengamankan kreator berbakat sebagai mitra utama.
“Affiliate Commerce pada tahun 2025 tidak lagi terbatas pada e-marketplace internasional seperti Shopee, Lazada, dan Tik Tok Affiliate, menandakan pergeseran yang lebih luas dalam strategi e-commerce,” tutupnya.