Ilustrasi checkout mandiri. Foto: patrick hasaj

RINCIH.COM. Sebuah studi baru oleh DHBW Heilbronn, ada 600 Toko Pintar di Jerman. Kehadiran toko tersebut menutup kesenjangan ritel di pedesaan. Toko serba ada pintar mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh supermarket tradisional di daerah pedesaan.

Model hibrida Menggabungkan operasi dengan staf dan tanpa staf mendapatkan daya tarik. Sementara, SPBU sebagai perbatasan berikutnya Smart Stores bisa menjadi masa depan ritel serba ada di pompa bahan bakar.

Toko Pintar bukan lagi konsep khusus, mereka menjadi bagian mendasar dari ritel fisik. Namun tak sekadar toko fisik. Toko fisik menggunakan teknologi mesin penjual otomatis dan toko berbasis robotika juga berkembang, dengan masing-masing 121 toko di 44 lokasi.

Teknologi yang digunakan meliputi teknologi Self-Scanning dan Grab & Go vs. RFID. Apa perbedaannya?. Self-Scanning & Card Payment telah digunakan di 416 toko. Teknologi ini memberi solusi dominan, menyeimbangkan otomatisasi dengan keakraban pelanggan.

Sementara Grab & Go yang terdaoat di 19 toko, dengan Checkout yang sepenuhnya otomatis, tanpa gesekan, tetapi adopsi tetap lambat karena biaya implementasi yang tinggi dan kompleksitas teknis.

Reckon.ai muncul sebagai alternatif hemat biaya, menawarkan teknologi checkout bertenaga Al yang dapat diskalakan yang mengurangi biaya infrastruktur, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan meminimalkan penyusutan.

Dibandingkan dengan solusi Grab & Go yang sepenuhnya berbasis kamera, Reckon. Al membutuhkan lebih sedikit investasi perangkat keras, sehingga lebih mudah diakses oleh pengecer.

Sedangkan teknologi RFID berada di 30 toko, di toko daging, memungkinkan pelacakan produk yang mulus tetapi memerlukan item bertag RFID, yang menambah biaya operasional. (Dominique Pierre Locher)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *