Gerai Walgreens. Foto: www.aha.org

RINCIH.COM. Jaringan apotek Walgreens mengumumkan rencana untuk menutup 8.600 tokonya di AS. CEO Tim Wentworth mengatakan hanya 75% dari lokasi jaringan tersebut yang menghasilkan keuntungan, dan seperempat lainnya menghadapi hambatan pada tahun 2027. Hal ini hanyalah tanda terbaru dari melemahnya sektor apotek ritel menyusul banyaknya penutupan CVS pada akhir tahun ini dan Rite Aid mengajukan kebangkrutan pada bulan Oktober.

Neil Saunders, Direktur Pelaksana Ritel GlobalData mengatakan, rantai apotek dulunya merupakan jantungnya masyarakat untuk membeli resep, tetapi juga tempat membeli barang-barang umum.
“Sebenarnya selama 20 tahun terakhir, hal itu telah berubah secara dramatis,” kata Neil mengutip cnbc, kemarin.

Neil menjelaskan, penutupan toko apotek tidak hanya disebabkan oleh masalah makro, seperti memburuknya lingkungan konsumen dan tekanan pada margin apotek, sebagai penyebab penutupan, Walgreens juga bergulat dengan serangkaian masalahnya sendiri. Walgreens terus mengalami penurunan kuartal demi kuartal, dengan penurunan terbaru dari tahun ke tahun sebesar 4% pada kuartal ketiga fiskal.

Menurut Neil, bagian depan toko, rak-rak barang dagangan umum, produk kecantikan, tidak begitu bagus. Merek yang dimiliki Walgreens tidak terlalu menarik. Harganya seringkali jauh lebih tinggi dibandingkan destinasi lain. Walgreens sangat bergantung pada pendapatan apotek di bagian belakang toko untuk menutupi kelemahan di sektor ritel, sebuah arena yang sedang berjuang dengan menyusutnya margin.

“Meskipun mewakili hampir 60% total penjualan Walgreens, pendapatan apotek sebagian besar telah menjadi korban dari menyusutnya tingkat penggantian biaya seiring dengan semakin pentingnya pengelola manfaat farmasi, atau PBM,” kata Neil.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *