Aktivitas ritel. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Yongky Susilo, Consumer and Retail Strstegist menjelaskan, kemeriahan lebaran tahun 2024 diikuti waktu belanja yang pendek bagi konsumen dibandingkan lebaran sebelumnya.

“Asumsi saya, konsumen menunggu THR turun. Berarti tabungan tipis atau ga ada untuk menanggung dulu belanja di awal,” katanya dalam LinkedIn, kemarin.

Yongky menambahkan, hingga minggu kedua puasa, mall masih sepi di weekdays, demikian pula dengan toko grocery. “Jauh beda sekali ramainya dibanding ramadhan 20 tahun lalu,” ungkapnya.

Yongky menilai suasana belanja kali ini seakan mati. “Saya waswas festive lebaran 2025 ini seperti 2024 atau Iebih rendah pertumbuhannya (yoy). Padahal THR dan gajian Maret akan jatuh di waktu seminggu an, sehingga terjadi double date salary,” ungkapnya.

Fenomena gesek tunai makin marak, sebuah tanda dari menghutang di festive lebaran. Sehingga uang THR dan gajian akan semakin cepat menguap begitu masuk ke rekening bank.

“Di Mandiri Spending Index. Spendi di grocery drop tajam sekali ke level 2024 indexnya. Kejadian ini belum pernah saya lihat,” ungkapnya.

Yongky menyarankan kepada pemerintah untuk berhati-hati dengan kejatuhan daya beli dan perputaran ekonomi yang macet. Karena
Setelah lebaran spending akan terjun bebas beberapa minggu.

“Sangat berat.pemerintah untuk dapat mengembalikan atau turn around”, ungkapnya.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *