RINCIH.COM. Kisah pertumbuhan e-commerce Eropa tidak seperti yang diharapkan dan secara global, gelombang besar berikutnya baru saja dimulai. Sekilas tentang tingkat penetrasi e-commerce 2024 (Statista) menunjukkan kesenjangan yang jelas, seperti di Amerika Serikat (87%), Inggris Raya (84%), Jerman (58%), Spanyol (46%), Cina (44%) dan India ( 22%)
“Sekilas, angka-angka ini tampaknya menunjukkan bahwa AS dan Inggris sudah maksimal. Tetapi lihat lebih dekat dan Anda akan menemukan peluang pertumbuhan yang sebenarnya ada di tempat lain,” ungkap Malte Karstan, Retail Expert melalui LinkedIn, Kamis (3/4/2025).
Di Eropa, beberapa pertumbuhan paling eksplosif berasal dari pasar yang tidak terduga. Misalkan, Estonia (+106%), Rumania: (+51%), Spanyol & Bulgaria (+31%), Belgia (+22%).
Malte menjelaskan, negara-negara yang mengalami kritis digital mengalami adopsi seluler dan tempo pembayaran digital. Meski, konsumen muda yang paham teknologi. Platform utama menggandakan infrastruktur lokalisasi dan logistik.
India merupakan raksasa tidur dengan penetrasi hanya 22% dengan lebih dari satu miliar orang dan basis konsumen yang mengutamakan seluler yang melompati model perdagangan tradisional.
Sementara itu, Tiongkok meskipun sudah menjadi pembangkit tenaga e-commerce global telah menunjukkan potensi pertumbuhan sebesar 44%, berkat inovasi dalam perdagangan sosial, penjualan streaming langsung, dan pasar yang digerakkan oleh kreator.
E-commerce masih memiliki banyak pelanggan untuk dimenangkan. Tidak hanya dalam ukuran-tetapi dalam momentum. Dan gelombang perdagangan digital berikutnya tidak akan dipimpin oleh tempat terbesar itu akan dipimpin oleh tempat yang tumbuh paling cepat.(septiadi)