RINCIH.COM. Pasar barang bekas bukan lagi ceruk. Berdasarkan studi yang dilakukan Klarna menjelaskan, satu dari dua orang Prancis sekarang membeli produk bekas dan 68% berencana untuk menjual lebih banyak barang pada tahun 2025.
Untuk waktu yang lama, pasar khusus (Vinted, Leboncoin, Back Market) mendominasi permainan, meninggalkan merek-merek besar di latar belakang. Tapi persamaannya telah berubah.
Bagaimana para pemimpin ritel mengambil posisi di pasar yang berubah dengan cepat ini? Berikut adalah ikhtisar dari tiga strategi berbeda:
Inter IKEA Group mengandalkan pasar khusus. Ikea Preowned, diluncurkan sebagai tes di Spanyol dan Norwegia, memungkinkan individu untuk menjual kembali hanya produk Ikea.
Hasil yang menjanjikan, 200.000 pengunjung unik dan sejumlah besar penjualan yang dikonversi menjadi voucher meningkat sebesar 15%, mendorong penukaran di dalam toko.
Fnac Darty ingin industrialisasi rekondisi. Tukar tambah peralatan bekas di toko dan online, dengan jaringan 2.500 teknisi dan 3 bengkel. Omset €120 juta pada tahun 2023, dengan pertumbuhan 25 hingga 30% per tahun.
Decathlon France mempercepat loyalitas dan penyewaan. Pelopor barang bekas dengan “Trocathlons” pada tahun 1986, digantikan oleh penawaran Second Life (online dan di 90% toko). 425.000 produk diambil kembali pada tahun 2023 (+70% dalam satu tahun).
Pertumbuhan yang kuat dalam penyewaan sepeda dan peralatan olahraga, dengan langganan mulai dari €3 per bulan.
Tujuannya: untuk meningkatkan ekonomi sirkular dari 4% menjadi 10% dari omset pada tahun 2026.
Tiga Strategi:
- Menyusun pasar yang masih rapuh
- Pengadaan tetap menjadi tantangan: memastikan aliran produk berkualitas yang memadai sangat penting.
- Keseimbangan yang tepat antara baru dan bekas: terlalu banyak penjualan kembali dapat mengkanibal penjualan baru. (Septiadi, Davi Ly)