RINCIH.COM. Jakarta-Indonesia. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), induk usaha ritel Alfamart, resmi mengakuisisi Lawson Indonesia dari PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). Akuisisi dilakukan dengan membeli 1,48 miliar lembar saham PT Lancar Wiguna Sejahtera-pengelola Lawson Indonesia-senilai Rp 200,45 miliar atau Rp 135 per saham.
Tomin Widian, Sekretaris Perusahaan AMRT mengatakan, transaksi tersebut tidak mengandung benturan kepentingan dan tidak termasuk transaksi material. Oleh karena itu, transaksi tersebut tidak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Transaksi ini tidak memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari RUPS sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020 dan tidak termasuk dalam kategori transaksi material berdasarkan POJK 17/2020,” kata Widian dalam rilis resminya, kemarin.
Budi S, Technical Sales Manager at Beeza.id menegaskan, akuisisi ini bukan sekadar angka, tetapi juga mencerminkan dinamika pasar ritel di Indonesia yang semakin kompetitif.
“Dengan akuisisi ini, Alfamart tidak hanya memperluas jangkauan pasarnya, tetapi juga memperkuat posisinya di segmen ritel modern,” katanya dalam LinkedIn, Kamis (15/5/2025).
PT Lancar Wiguna Sejahtera mengelola jaringan toko Lawson yang dikenal dengan konsep convenience store yang menawarkan berbagai produk dengan harga terjangkau. “Ini adalah langkah yang cerdas, mengingat tren konsumen yang semakin mengarah pada kemudahan dan kecepatan dalam berbelanja,” katanya.
Budi menambahkan, salah satu hal yang menarik dari akuisisi ini adalah potensi sinergi antara kedua perusahaan. Alfamart, yang sudah memiliki jaringan luas di seluruh Indonesia, dapat memanfaatkan infrastruktur dan pengalaman Lawson dalam menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
“Ini bisa menjadi peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkenalkan inovasi baru dalam layanan pelanggan,” tambahnya.
Namun, di balik semua keuntungan ini, ada tantangan yang harus dihadapi. Integrasi dua budaya perusahaan yang berbeda, serta penyesuaian strategi pemasaran untuk menarik pelanggan Lawson yang sudah ada, akan menjadi kunci keberhasilan akuisisi ini. Selain itu, Alfamart juga harus tetap memperhatikan tren dan preferensi konsumen yang terus berubah, agar tetap relevan di pasar yang dinamis ini.
“Saya percaya bahwa langkah ini akan membawa dampak positif tidak hanya bagi Alfamart dan Lawson, tetapi juga bagi industri ritel di Indonesia secara keseluruhan,” ungkapnya.
Dengan semakin banyaknya pemain yang berinovasi dan beradaptasi, kita akan melihat peningkatan dalam kualitas layanan dan produk yang ditawarkan kepada konsumen. (Septiadi)