RINCIH.COM. Amerika. Dan Attie Betesh, EMBA Retail Expert menjelaskan, jangan pernah meremehkan kekuatan transformasi. Dengan jalan yang benar, bimbingan yang tepat, dan investasi yang tepat, bahkan ‘perusahaan yang sekarat’ dalam ‘industri yang sekarat dapat dihidupkan kembali.
Mengutip The Economist, Walmart bukan lagi hanya raksasa ritel ini, tapi juga raksasa teknologi yang sedang dibuat.
Malte Karstan, Retail Expert mengungkapkan, sebagian besar mata tertuju pada Amazon, Walmart diam-diam telah membangun kerajaan yang menggabungkan dominasi dunia nyata dengan akselerasi digital.
Tentunya apa yang dilakukan Walmart melalui beberapa pertimbangkan. Pendapatan $680 miliar pada tahun 2024 dan 2.1 juta pekerja Walmart adalah perusahaan terbesar di dunia berdasarkan kedua ukuran tersebut.
5,000 toko di seluruh Amerika, dengan 90% orang Amerika tinggal dalam jarak 10 mil dari satu. $100 miliar dalam penjualan e-commerce tumbuh sebesar 20% per tahun, sedangkan Amazon hanya diangka 10%.
Walmart telah melakukan transformasi distribusi. Sebanyak 120 ribu SKU per supercenter telah berubah menjadi ratusan juta melalui pusat distribusi online.
“Mengungguli Amazon selama 5 tahun terakhir. +136% vs. +69%. Rasio PE mendekati 40, lebih tinggi dari Apple, Alphabet, Amazon, Meta, dan Microsoft Wall Street memperhatikan,” kata Malte, melalui LinkedIn, Selasa (20/5/2025).
Malte menambahkan, skala fisik Walmart memberinya parit yang tidak dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing teknologi. (Septiadi)