RINCIH.COM. Indonesia. Fenomena maraknya gerai ritel yang tutup di Indonesia menjadi alarm keras bagi bisnis ritel. Seiring berjalannya waktu, satu per satu peritel tidak melanjutkan bisnisnya, bahkan hengkang dari Indonesia.
Ongki Pranoto, Real Estate Development & Property Investment Consultant menegaskan, fenomena bertumbangnya supermarket dan minimarket sebagai sinyal darurat bagi bisnis ritel.
“Apa yg terjadi saat ini bukan hanya masalah tata kelola manajemen yang buruk, tapi lebih ke RINCIH.COM. Indonesia. Fenomena maraknya gerai ritel yang tutup di Indonesia menjadi alarm keras bagi bisnis ritel. Seiring berjalannya waktu, satu per satu peritel tidak melanjutkan bisnisnya, bahkan hengkang dari Indonesia.
Kehadiran Lawson dan 7 Eleven, yang hadir di tahun 2009. Mereka waktu itu sangat fenomenal di Jabotabek, dan sebagai magnet baru tempat hangout kalangan Gen Milineal. Tapi satu per satu saat ini alami turbulensi dahsyat yang membuat rontok pemain ritel yang sudah punya jam terbang tnggi.
“Kita masih ingat dua tahun lalu asosiasi teriak dan komplain tentang juru parkir liar yang membuat turunnya omzet hanya gara-gara uang parkir dua ribu, itu sebagai sinyal yang terlihat & seharusnya profesional bisnis ritel peka terhadap hal itu,” ungkapnya.
“Kita berharap profesional yang bekerja di bisnis ritel, lemerintah & stakeholder yang berkepentingan Iebih cepat dan tanggap untuk hadapi situasi yang makin memburuk,” harapnya. (Septiadi)