RINCIH.COM. Poundland telah dijual dengan harga kurang dari £ 1 ke perusahaan turnaround Gordon Brothers. Emily Scott, Analis Ritel di GlobalData menjelaskan, penjualan Poundland terjadi di tengah meningkatnya kerugian dan penurunan pendapatan, karena telah menghadapi persaingan ketat dan gangguan dari kegagalan pengenalan pakaian Pepco dan jajaran barang dagangan umumnya.
“Daya tarik Poundland berakar pada pendekatan langsung terhadap nilai dengan satu titik harga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pengecer telah menyimpang jauh dari ini,” katanya kemarin, mengutip LinkedIn Brian Moore, Senin (16/6/2025).
Emily menambahkan, pengenalan beberapa titik harga telah membingungkan pelanggan, sementara masih tidak memungkinkan pembeli untuk berdagang dalam jangkauannya karena tidak memiliki pilihan tambahan produk menengah hingga premium.
“Poundland telah kalah karena konsumen menjadi lebih cerdas, mencari keseimbangan yang lebih baik antara kualitas dan nilai uang, mendorong mereka untuk berdagang,” tambah Emily.
Lebih lanjut Emily menambahkan, jaringan variety store Inggris juga menghadapi persaingan yang meningkat dari toko kelontong, terutama karena Tesco telah memanfaatkan skema loyalitas Clubcard untuk menawarkan diskon eksklusif dan nilai yang ditingkatkan kepada pelanggan.
GlobalData memperkirakan bahwa pangsa pasar Home Bargains, B&M, dan The Range di pasar diskon Inggris masing-masing meningkat sebesar 7,2ppts, 6,2ppts dan 1,3ppts, antara 2019 dan 2024, sementara pangsa Poundland turun 2,3ppts.
“Variasi barang bermerek Poundland yang lemah dengan harga murah berarti telah berjuang untuk mengimbangi, merusak persepsi mereknya di antara pembeli yang sadar anggaran,” jelasnya.
Keberhasilan Poundland hingga saat ini bergantung pada inflasi mendekati nol selama beberapa dekade. Artinya, proposisi £1 layak lebih lama dari biasanya. Kembalinya tingkat inflasi yang ‘tepat’ merusak segalanya. (Septiadi, Brian Moore)