Ilustrasi mode mewah. Foto: istimewah

RINCIH.COM. CEO Prada Group Gianfranco D’Attis mengundurkan diri pada akhir Juni, kepergian mendadak pada momen penting bagi merek dan industri yang lebih luas. Grup tersebut telah menunjuk CEO Renault Luca de Meo sebagai kepala eksekutif barunya, menggantikan François-Henri Pinault, yang telah memimpin grup milik keluarga yang banyak berhutang sejak 2005.

“Pergeseran simbolis yang mungkin menandakan pengakuan yang lebih dalam tentang perlunya transformasi,” kata Malte Karstan, Retail Expert, Sabtu (28/6/2025).

Sementara itu, LVMH bertahan di bawah Bernard Arnault. Stabilitas di atas kertas tetapi ini kurang tentang kelincahan dan lebih banyak tentang cengkeraman dinasti.

Malte menambahkan, semua mata sekarang tertuju pada Hermès dipuji sebagai satu-satunya pemain yang berkinerja baik di sektor yang bermasalah. “Kita telah melihatnya sebelumnya kinerja puncak menutupi kerapuhan yang membayangi. Konsistensi sering berubah menjadi kepuasan diri dalam sekejap,” tambahnya.

Posisi Richemont tampak kuat, pertumbuhan menutupi kemungkinan restrukturisasi diam-diam. Tekanan meningkat di mana-mana bahkan di antara mereka yang tampaknya tak tersentuh.

Selama bertahun-tahun, merek mewah menolak pasar menghindari Amazon, menolak Walmart, menolak platform seperti FARFETCH, yang sekarang telah beralih ke tangan Coupang. Perusahaan-perusahaan ini memiliki setiap kesempatan untuk memimpin evolusi digital dengan kontrol, pemosisian premium, dan keunggulan penggerak pertama.

Sebaliknya, mereka sekarang berjinjit kembali ke ekosistem itu melalui perantara seperti Saks Global dan Rebag. Bukan langkah berani tetapi proxy yang aman, digunakan untuk membuat investor tetap tenang sambil menguji perairan dari kejauhan.

Sementara itu, pangsa pasar yang besar diam-diam dimakan oleh pasar mewah bekas seperti The RealReal, Vestiaire Collective, dan pemain serupa. Platform ini menawarkan keaslian, akses, dan logika ekonomi sirkular yang beresonansi dengan konsumen yang lebih muda dan mereka melakukan apa yang ditolak oleh merek lama selama bertahun-tahun; memenuhi permintaan di tempat yang sudah ada.

Dan waktunya tidak bisa lebih buruk. Konsumen telah berubah. Model distribusi telah berubah. Cengkeraman kemewahan pada relevansi tergelincir bukan karena permintaan hilang, tetapi karena buku pedoman telah menjadi ketinggalan zaman.

Industri ini membutuhkan lebih dari sekadar nama baru di atas. Dibutuhkan pemikiran baru, kerendahan hati baru, dan pergeseran besar-besaran dalam bagaimana nilai diciptakan, disampaikan, dan dirasakan. (Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *