Zara. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Zara menjadi raksasa global senilai $17,8 miliar. Kisah Zara dimulai di kota kecil Galicia di Spanyol utara. Amancio Ortega memiliki visi. Berasal dari kemiskinan, Amancio bekerja di toko kemeja lokal yang memberikan pelanggan apa yang mereka inginkan, kapan pun mereka menginginkannya.

Wawasan ini membuat Amancio membuka toko pertamanya pada tahun 1975. Dia ingin menamainya “Zorba” setelah film favoritnya, tetapi bar terdekat sudah menggunakan nama itu. Jadi dia mengatur ulang huruf-huruf itu dan Zara lahir.

Sementara pesaing menggelontorkan jutaan dolar ke dalam kampanye, Amancio menolak untuk beriklan. Sebaliknya, dia menciptakan sistem yang mengubah belanja itu sendiri menjadi pengalaman yang membuat ketagihan.

Pendekatannya bekerja dengan sangat baik. Satu toko Spanyol itu tumbuh menjadi lebih dari 2.270 toko di 96 negara, dengan orang-orang di mana-mana bergegas untuk membeli desain mereka yang terus berubah.

Keberhasilan mereka bermuara pada empat strategi brilian; Pertama, kecepatan mengalahkan segalanya. Sementara pesaing membutuhkan waktu 6 bulan untuk beralih dari desain ke toko, Zara menghadirkan koleksi baru hanya dalam 2-3 minggu, menanggapi tren hampir secara real-time.

Kedua, mereka telah menguasai psikologi kelangkaan. Jumlah terbatas menciptakan mentalitas “beli sekarang atau ketinggalan yang membuat pelanggan kembali 17 kali setahun, dibandingkan dengan hanya 3-4 kunjungan untuk pesaing.

Ketiga, mereka mengontrol seluruh rantai pasokan mereka. Hampir 50% produksi terjadi di Spanyol dan negara-negara terdekat, memungkinkan respons pasar secepat kilat.

Keempat, mereka mengubah toko menjadi iklan. Lokasi premium dan koleksi yang terus disegarkan menjadikan pengalaman berbelanja itu sendiri sebagai pemasaran.

Apa yang telah Zara capai? Mereka menjual 85% barang dengan harga penuh ketika yang lain rata-rata 60% Mereka telah tumbuh lebih dari 20% per tahun selama beberapa dekade. Mereka merilis 11.000 desain baru setiap tahun. Mereka menjalankan 12 pergantian inventaris setiap tahun. (Septiadi, Vimarsh Razdan)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *