Matrik toko fisik di AS. Kredit Foto: ist

RINCIH.COM. Toko fisik berangsur ditinggalkan pelanggan (churn), berujung pada penutupan toko. Hal ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, juga di AS.

Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa pada setengah tahun terakhir, 5.822 toko ditutup di AS dan 3.960 toko dibuka di AS. 

“Itu adalah penutupan bersih 1.862 toko. Dampak manusia dari ini tidak boleh diabaikan,” kata Neil Saunders, Managing Director and Retail Analyst at GlobalData, kemarin.

Neil menambahkan, orang-orang kehilangan pekerjaan yang mereka sukai, dan komunitas terpukul. Namun, dalam skema hal, penutupan jaring sangat kecil. Mereka mewakili sekitar 0,2% dari total toko AS. “Churn ini sebenarnya normal, bahkan sehat,” katanya.

Neil menjelaskan, selain penutupan, metrik lain terlihat solid. Tingkat kekosongan ritel rendah, sekitar 4,2%. Tahun ini, 76% penjualan ritel inti masih akan dilakukan di toko fisik. Dan toko fisik akan mendukung dalam pemenuhan lebih dari 30% dari semua penjualan online.

“Tak satu pun dari ini untuk mengatakan bahwa setiap pengecer mendapatkan toko fisik dengan benar. Juga tidak bahwa konsep, format, dan ruang tidak perlu berkembang mereka melakukannya. Namun, evolusi bukanlah kepunahan. Dan itulah poin yang sering dilewatkan oleh pernyataan yang menarik tajuk utama,” jelasnya. (Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *