RINCIH.COM. Selama beberapa dekade, Walmart mendominasi ritel global melalui jaringan toko fisik yang luas, presisi logistik, dan fokus tanpa henti pada harga rendah. Kemudian Amazon tiba, digital-native, ramping, dan berbasis data dan membentuk kembali ekspektasi konsumen. Saat ini, Amazon memimpin dalam eCommerce, layanan cloud, dan penilaian pasar.
Bisakah Walmart, dalam lanskap ritel yang berkembang, melampaui Amazon lagi? Retail Expert Malte Karstan menjelaskan, Walmart masih menghasilkan lebih banyak total pendapatan daripada Amazon.
“Kekuatannya terletak pada bahan makanan, kebutuhan rumah tangga dan farmasi; kategori yang mendorong volume yang konsisten,” ungkap Malte, kemarin.
Dengan lebih dari 10.000 toko di seluruh dunia, Walmart memiliki kehadiran fisik yang tak tertandingi. Dan sekarang, toko-toko tersebut menjadi aset strategis, berfungsi sebagai pusat pemenuhan, titik penjemputan, dan simpul pengiriman jarak jauh.
Namun, Amazon telah membangun kerajaan digital. Platform eCommerce-nya, yang didukung oleh penjual pihak ketiga, berkembang secara global. Ekosistem Prime-nya mengunci loyalitas pelanggan. Dan AWS, divisi cloud-nya, menghasilkan keuntungan besar dengan margin tinggi. Diversifikasi ini membuat Amazon bukan hanya pengecer, tetapi juga platform teknologi.
“Bab ritel berikutnya bukanlah eCommerce murni. Ini omnichannel, perpaduan mulus antara digital dan fisik, Konsumen berharap untuk menjelajah secara online, mengambil di toko, kembali dengan kode QR, atau berlangganan pengiriman berulang,” jelasnya.
Dalam model baru ini, Walmart memainkan kekuatannya. Ini memperluas pasar online-nya, berinvestasi dalam otomatisasi, meningkatkan aplikasi selulernya, dan menggunakan tokonya untuk bertemu pelanggan di mana pun mereka berada.
Sementara itu, Amazon masih berusaha membangun jejak fisik. Whole Foods Market dan Amazon Fresh menjanjikan, tetapi jauh dari skala bahan makanan Walmart. Di ruang itu, Walmart memimpin dalam ketersediaan dan kepercayaan.
“Jadi, bisakah Walmart menyalip Amazon? Dalam total pendapatan: Ya dan sudah terjadi,” katanya
Malte menilai, Walmart belum bisa mengalahkan Amazon dalam profitabilitas atau pangsa eCommerce. Menurutnya, tumpukan teknologi Amazon dan mesin AWS memberikan keuntungan abadi. Namun, Walmart memungkinkan untuk memimpin omnichannel, dengan kemampuan Walmart untuk mengintegrasikan perdagangan fisik dan digital dalam skala besar dapat menentukan masa depan ritel.
Malte menyarankan, agar Walmart benar-benar menantang Amazon secara lebih luas, maka Walmart harus mingkatkan pasar pihak ketiganya lebih cepat. Dorong profitabilitas dalam operasi digital. Berinvestasi lebih dalam dalam Al dan personalisasi. Memperluas jangkauan digital global di luar AS.
Tujuan Walmart seharusnya bukan untuk meniru Amazon, tetapi untuk membangun apa yang tidak dapat dilakukan Amazon degan model perdagangan hibrida hiperlokal yang berakar pada infrastruktur dunia nyata.
“Dalam permainan itu, Walmart memiliki alat dan waktu untuk memimpin,” katanya. (Septiadi)