RINCIH.COM. Fenomena baru ditemukan pada ritel di Indonesia, dan itu ditemukan di Almas Fried Chicken. Lebih dari 2.000 karyawan di 120 outlet, setiap Senin dan Jumat, dari jam 6 sampai jam 7 pagi, sebelum outlet buka, mereka duduk mengaji bersama. Mereka dididik bukan hanya untuk menjadi pekerja yang rajin, tapi manusia yang beriman dan berilmu.
Mereka belajar tahsin Qur’an, memperbaiki bacaan. Mereka belajar fikih, adab, dan akhlak. Dan siapa pun yang istiqamah ngaji tanpa absen, akan mendapatkan hadiahkan 20 kilo beras. Bukan karena mereka dibayar untuk belajar agama-tapi karena manajemen ingin mereka merasakan, rezeki bisa datang dari ilmu dan keberkahan, bukan hanya dari kerja keras.
Pihak Almas mengetahui, ada pihak yang sinis terhadap bisnisnyanya. “Apa hubungannya jual ayam goreng sama ngajarin agama?”. Pihak Almas meyakini, bisnis sebesar apa bisnis, kalau tidak menyentuh hati dan membentuk akhlak, akan kering dan cepat ditinggal.
Jadi silakan bilang kepada Almas bahwa mereka menjual agama. Karena bagi Almas, memang itulah yang diperjuangkannya. Agama yang hidup di tengah dapur, di tengah outlet, di tengah hati seluruh tim Almas Fried Chicken. (Septiadi, Okta Wirawan)