Ilustrasi ecommerce. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Sektor e-commerce Tiongkok terus meraih momentum dari penjualan ritel daring. Penjujualan daring naik 8,5% pada semester pertama 2025, didorong oleh program tukar tambah yang dipimpin pemerintah dan subsidi yang ditargetkan.

Tercatat, barang fisik yang dijual daring kini mencapai 29,6% dari total penjualan ritel negara tersebut. Hal ini merupakan indikator signifikan penetrasi ritel digital, hampir dua kali lipat dari tingkat penetrasi saat ini di pasar-pasar utama Barat seperti Jerman (~13%).

Tiongkok juga memperluas jangkauan internasionalnya. Melalui inisiatif “Silk Road E-Commerce”, Tiongkok kini bermitra dengan 36 negara, yang terbaru menambahkan Kenya, Bangladesh, dan Mesir. E-commerce lintas batas mencapai 1,32 triliun yuan (USD 184 miliar), tumbuh 5,7% YoY.

“Perkembangan ini bukanlah pergerakan pasar organik – melainkan modernisasi ritel yang digerakkan oleh negara,” kata Domjnique Pierre Locher, Generation Digital Pioneer, Selasa (22/7/2025).

Menurutnya, Tiongkok menggunakan leverage fiskal untuk mempercepat adopsi perdagangan digital dan membangun koridor perdagangan digital global.  “Pendekatan ini menawarkan alternatif yang jelas bagi model-model yang berorientasi pasar seperti yang terlihat di Barat,” katanya.

Dominique melanjutkan, pergeseran kebijakan ini menguntungkan pemain e-commerce Tiongkok utama seperti Alibaba Group, JD.COM, dan Pinduoduo, yang beroperasi baik di dalam negeri maupun di pasar global. “Hal ini juga memicu persaingan dengan pasar internasional dan penyedia logistik.”(Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *