Ilustrasi Mal. Foto: shutterstock

RINCIH.COM. Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan tingkat hunian retail (okupansi) sudah mulai positif di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek). Mal kelas atas unggul dalam mempertahankan tingkat hunian tinggi karena dapat memberikan pengalaman ritel yang menarik bagi pengunjung. 

“Tenant F&B masih menjadi pendorong utama untuk mengisi tingkat hunian mal. Tingkat huniannya tinggi karena memang bisa memberikan pengalaman atau experience untuk berbelanja,” katanya dalam Colliers Virtual Media Briefing Q3 2025.

Dalam paparannya, tingkat okupansi ritel di Jakarta sebesar 74,7 persen, sedangkan Bodetabek 69 persen. Lalu, diperkirakan tingkat hunian tumbuh 1-2 persen per tahun selama periode 2025-2028.

Ferry mengatakan, mal kelas atas dengan okupansi tinggi mulai menaikkan tarif sewa beserta service charge. Kenaikan tarif dasar mal sudah terlihat di Jakarta, saat ini harga sewa sudah Rp 573.206 per meter persegi. Lalu, diperkirakan tarif sewa akan naik menuju akhir tahun mencapai Rp 575.475.

Kemudian dari sisi permintaan, beberapa merk asing asal China menunjukkan ketertarikan untuk buka outlet di mal Jakarta. Brand asal China semakin banyak yang datang untuk berekspansi.

“Ada beberapa brand yang sekarang ini memang lagi mencari space yang paling pas untuk mereka membuka outletnya di beberapa mal. Jadi memang brand China ini sangat ekspansif,” ucapnya.

Selain itu, bauran penyewa atau tenant mix semakin bervariasi. Department store mulai diperkecil untuk memberikan ruang buat ditawarkan lagi ke brand lain yang bisa lebih menarik pengunjung untuk datang. Menurutnya, pemilik mal ingin meningkatkan traffic pengunjung karena traffic adalah kunci kesuksesan mal.

Dari segi pasokan baru, ruang retail sudah mulai terbatas. Mal baru yang akan masuk antara 2025 sampai 2028 ada di Jakarta Pusat, Kemayoran, Tangerang, dan Bekasi. Sementara di daerah-daerah lain relatif tidak ada pertambahan mal baru. Hal ini dinilai memberikan ruang bagi pusat perbelanjaan buat lebih meningkatkan kinerja, terutama dari sisi okupansinya.

“Kinerja okupansi itu masih didominasi oleh mal-mal kelas atas. Sementara itu, Sehingga kita lihat memang mal-mal kelas menengah dan bawah ini mereka secara umum okupansinya memang di bawah,” katanya.

Di sisi lain, tren konsep retail tak hanya berupa pusat perbelanjaan. Beberapa daerah mempunyai pusat retail yang mengusung konsep seperti ruko besar serta terdapat ruang terbuka untuk berkumpul sehingga juga mengusung konsep lifestyle. Tren ini disukai tamu karena menawarkan kenyamanan. (rc)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *