Gerai Koala. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Alibaba memiliki Tmall Global, JD memiliki JD Worldwide, dan Netease memiliki Kaola. Mereka semua mengimpor produk perawatan ibu dan anak, kecantikan, dan perawatan kesehatan pada saat orang Cina yang tidak mempercayai merek lokal.

Kaola, diluncurkan pada tahun 2015, adalah salah satu pemimpin pasar pada tahun 2019, dengan pangsa pasar 27% dan diakuisisi oleh Alibaba seharga $2 miliar. Kemudian Kaola merugi setelah diakuisisi oleh Netease.

Ed Sander, China Digital Tech Researcher & Analyst menjelaskan, Netease memiliki bisnis utama pada game, dan menghadapi masalah dengan produk palsu yang dijual oleh pihak ketiga ketika meluncurkan pasar di atas bisnis yang dioperasikan sendiri.

“Dengan semua tindakan keras antimonopoli, saya selalu takjub bahwa pengambilalihan ini tidak pernah menjadi masalah (setidaknya tidak secara publik), karena memberi Alibaba pangsa pasar lebih dari 60% di pasar lintas batas masuk pada tahun 2020,” jelas Ed, dalam Linkedin, Rabu (4/6/2025).

Selama Aliday dimiliki Alibaba, maskot Koala berangsur hilang. Kaola belum memperbarui akun WeChat-nya sejak Juni 2024, akun Weibo-nya sejak November, dan aplikasi tersebut telah dihapus dari toko aplikasi pada 31 Maret. Situs webnya sekarang dialihkan ke toko Tmall-nya, yang belum melihat produk baru sejak 2021.

Ed menambahkan, Alibaba telah membedakan Kaola dari Tmall Global dengan menambahkan model keanggotaan ke Kaola. Namun, pada tahun 2021, Tmall Global telah mencapai penjualan RMB 60 miliar, sedangkan Kaola hanya mencapai RMB 3 miliar. Pada tahun 2022, tim Kaola telah menyusut dari 400 menjadi 20 orang, dan logo tersebut menghilang dari laporan tahunan Alibaba.

Kaola adalah salah satu dari berbagai platform lintas batas independen yang telah menghilang dalam beberapa tahun terakhir. Tampaknya Alibaba menganggap Kaola duplikasi yang tidak perlu dalam ekosistemnya, yang menimbulkan pertanyaan apakah ia membeli platform, pesaing terbesarnya pada saat itu, untuk membunuhnya secara perlahan.

Atau mungkin sulitnya lintas batas selama pandemi, atau biaya menjalankan bisnis yang dioperasikan sendiri, ‘penurunan konsumsi menuju konsumsi yang lebih rasional, atau persaingan domestik? Apa pun alasannya, tampaknya ada kurangnya integrasi yang tepat ke dalam ekosistem Alibaba. (Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *