Iluatrasi tarif pelabuhan di AS. Foto: neil saunders

RINCIH.COM. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja menjelaskan, sebagian besar produk asal AS yang beredar di Indonesia sebenarnya tidak lagi diproduksi langsung di Amerika. Sehingga tidak berdampak pada kebijakan tarif impor dari AS.

“ Merek-merek dari Amerika di Indonesia memang cukup banyak, tapi produk-produknya diproduksi di negara lain. Jadi meskipun tarif impor dari AS jadi 0%, tidak terlalu berdampak pada pusat perbelanjaan,” ujar Alphonzus dalam program Investor Market Today, Jumat (25/7/2025).

Menurutnya, yang justru lebih berpengaruh terhadap daya saing produk lokal adalah banjirnya produk impor ilegal, bukan produk resmi asal AS. Barang-barang ilegal ini masuk tanpa pengawasan dan menekan industri manufaktur dalam negeri, terutama di segmen kelas menengah bawah.

“Yang mengganggu itu justru barang-barang impor ilegal. Itu yang memukul sektor manufaktur kita. Bukan barang impor resmi yang masuk melalui skema tarif sah seperti dari Amerika,” jelasnya.

Meski demikian, Alphonzus menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa terus mengandalkan kebijakan proteksi melalui pembatasan impor. Tetapi dengan memperkuat produk lokal lewat insentif, kemudahan, dan dukungan dari pemerintah.

“Kita harus ubah cara pandang. Lindungi produk dalam negeri bukan dengan menutup impor, tapi beri mereka fasilitas dan ruang untuk berkembang, berinovasi, bahkan ekspor,” ujarnya.

Alphonzus menegaskan, kategori produk fesyen sebagai salah satu segmen yang sangat sensitif terhadap gaya hidup dan tren global. “Fesyen tidak bisa dibendung dengan aturan. Justru brand lokal perlu diperkuat agar bisa bersaing di pasar global,” tandas Alphonzus.(rc)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *