Ilustrasi persyaratan kerja. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Donna Morris, Executive Vice President, Chief People Officer at Walmart menegasman, Walmart terus fokus pada keterampilan dan akan membuat kemajuan yang signifikan dalam menghapus persyaratan gelar dari banyak pekerjaan.

“Lebih dari 75% peran AS kami tidak memerlukan gelar. Kami tahu akan membutuhkan pendekatan tingkat sistem yang terkoordinasi untuk menciptakan dampak transformatif dengan fokus pada keterampilan terlebih dahulu,” tulis Donna dalam LinkedIn, beberapa waktu lalu.

Donna menyampaikan rasa bangganya karena Walmart, Bank of America, Blackstone, Johnson & Johnson, Microsoft, PepsiCo, Nordstrom, dan Verizon telah berkolaborasi dengan The Burning Glass Institute dalam Inisiatif Tenaga Kerja Keterampilan Pertama yang baru dibentuk.

“Bersama-sama, kami sedang mengerjakan inisiatif terobosan untuk mengembangkan kerangka kerja komprehensif untuk perekrutan yang mengutamakan keterampilan,” tambahnya.

Lebih lanjut Donna mengatakan, untuk memulai, Walmart berfokus pada sembilan sektor yang mewakili lebih dari 11 juta pekerjaan Amerika. Menurutnya, memiliki bahasa bersama, atau taksonomi, untuk menghargai keterampilan, akan membantu meningkatkan pendekatan perekrutan ini di seluruh bisnis dan industri.

“Kami akan membuka sumber kerangka kerja yang sudah jadi, membuatnya tersedia untuk setiap pemberi kerja di seluruh AS pada September 2025. Dengan lebih dari 80 juta pekerja Amerika tanpa gelar, pendekatan yang mengutamakan keterampilan dapat menciptakan peluang karir, memenuhi kebutuhan bakat pemberi kerja, dan memperkuat ekonomi,” katanya.

Sementara, Sofyan Muharam, A fan of GREAT retailing & sustainable mengatakan, langkah Walmart merupakan inisiatif yang berani dan lugas terkait manusia. Bagi Sofyan, menghilangkan degree requirements dalam karier merupakan praktek dari inclusivity, sekaligus mencegah perilaku pembelian gelar karena tuntutan karir.

“Fenomena ini cepat atau lambat akan diadopsi juga di Indonesia,” kata Sofyan.

Sofyan menegaskan, fenomena ini jangan sampai menjadi perangkap atau diterjemahkan menjadi penghilangan gelar pendidikan formal dalam persyaratan berbagai pekerjaan.

“Pendidikan formal tetap dibutuhkan, dan harus didesain untuk membentuk output fresh graduate yang memiliki mindset, pola fikir logis kritis dan karakter positif (tiga kualitas output fresh graduate),” tegasnya.

Sofyan melanjutkan, setelah pendidikan formal dengan tiga kualitas output tersebut selesai,  selanjutnya para fresh graduate baru siap dilatih untuk memperoleh kompetensi di skill (keahlian) tertentu.

“Pengembangan kompetensi di skill tertentu ini akan membentuk empat tingkat penguasaan skill yaitu awareness, knowledge, skilled, dan master. Penguasaan thd skill di setiap level dibuktikan dengan melakukan aktivitas atau project yang relevan dan di endorsed atau diakui achievement-nya oleh organisasi dimana karyawan bersangkutan bekerja. Removing degree requirements harus diterjemahkan sebagai countinoues on the job learning, untuk memperoleh keahlian tertentu di industri tertentu,” terangnya.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *