Ilustrasi TikTok dilarang di AS. Foto: istimewa

RINCIH.COM-AS. Negosiasi yang sedang berlangsung seputar operasi Tik Tok di AS menunjukkan kompleksitas menyeimbangkan kepentingan politik, peraturan, dan ekonomi dalam teknologi global.

ByteDance, perusahaan induk Tik Tok di China, akan mempertahankan sekitar 50% dari keuntungan dari spin-off AS baru senilai $14 miliar. Terlepas dari tekanan politik yang berat dan ekspektasi divestasi, struktur tersebut meninggalkan ByteDance dengan pengaruh dan eksposur arus kas yang signifikan.

Kesepakatan tersebut mencakup partisipasi dari Mubadala Oracle, Silver Lake, dan Abu Dhabi, tetapi pemegang saham AS akan tetap menjadi minoritas dalam hal bagi hasil. Valuasi $14 miliar didasarkan pada pendapatan Tik Tok terkait AS, yang hanya sebagian kecil dari pendapatan global grup.

Dominique Pierre Locher, 1st Generation Digital Pioneer menjelaskan, langkah ini menyoroti dua dinamika penting. Pertama; Geopolitik teknologi: Struktur kepemilikan dalam platform digital sekarang tunduk pada keputusan politik seperti halnya logika pasar.

Kedua; Tekanan penilaian: Dengan nilai ByteDance di atas $400 miliar secara global, AS menggambarkan bagaimana nilai pasar dapat disegmentasikan berdasarkan wilayah di bawah kendala politik.

“Kasus Tik Tok menggarisbawahi bagaimana investasi lintas batas di masa depan dalam platform digital dan konsumen dapat dibentuk oleh kepentingan negara seperti halnya oleh modal investor.” Jelasnya, kemarin (rc)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *