RINCIH.COM. Raksasa pengiriman makanan Delivery Hero berpotensi membayar denda lebih dari 400 juta euro atas dugaan perilaku anti persaingan dari Uni Eropa (UE). Besaran denda ini jauh lebih besar dari sebelumnya yang hanya 186 juta euro.
Delivery Hero masih dalam pengawasan antimonopoli Uni Eropa atas dugaan praktik pembagian pasar, perjanjian non-perburuan, dan pertukaran data sensitif komersial. Hal ini telah menyebabkan beberapa penggeledahan terhadap Delivery Hero dan tempat bisnis anak perusahaannya di Spanyol Glovo sejak 2022.
Pihak Delivery Hero mengungkapkan, potensi denda ini mengakibatkan penurunan tajam dalam saham Delivery Hero. Hal tersebut dapat dilihat pada pergerakan sahamnya pada Senin (22/7/2024) pagi. Analis Giles Thorne dari Jefferies menyoroti bahwa proses antimonopoli yang sedang berlangsung merupakan kemunduran peraturan lain yang terkait dengan akuisisi Glovo oleh Delivery Hero.
“Glovo telah menghadapi beberapa denda di Spanyol karena pelanggaran undang-undang ketenagakerjaan, menelan biaya jutaan dolar. Menanggapi denda yang lebih besar, saham Delivery Hero anjlok lebih dari 17% pada hari Senin, mencapai 17,35 euro, terendah dalam enam bulan,” ungkapnya.
Thorne mengungkapkan dari hasil investigas, bahwa kekhawatiran investor kurang tentang ukuran denda atau kapasitas keuangan perusahaan untuk membayarnya dan lebih banyak tentang pola perilaku. “Saat Delivery Hero menavigasi tantangan peraturan ini, situasi ini menggarisbawahi pentingnya kepatuhan dan potensi dampak dari praktik anti-persaingan dalam industri pengiriman makanan yang sangat kompetitif,” jelas Thorne. (Stephan Soroka/septiadi)