Zara. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Inggris. Dua iklan Zara telah dilarang di Inggris karena menampilkan model “kurus yang tidak sehat/unhealthily thin”. Advertising Standards Authority (ASA) menunjuk ke tulang selangka yang menonjol, tulang rusuk yang terlihat, wajah kurus dan pencahayaan bergaya yang melebih-lebihkan ketipisan. Mereka memutuskan iklan itu “tidak bertanggung jawab secara sosial.”

Zara mengklaim bahwa modelnya disertifikasi sehat dan gayanya minimal. Tapi ini bukan hanya tentang BMI. Ini tentang persepsi, dan dampak.

Tentu saja, tubuh ultra-tipis dalam mode bukanlah hal baru. Faktanya, 94% model masih tergolong kekurangan berat badan. “Kami memiliki bukti puluhan tahun yang menghubungkan gambar-gambar ini dengan ketidakpuasan tubuh, terutama di kalangan gadis remaja,” klaimnya.

Di Inggris, lebih dari 60% wanita muda mengatakan mereka membandingkan diri mereka secara negatif dengan apa yang mereka lihat dalam iklan mode.

Tapi bagaimana dengan ujung spektrum yang lain?

ASA telah dikritik karena inkonsistensi dan sangat reaktif pada gambar yang dianggap “terlalu kurus”, tetapi tidak pada gambar yang menampilkan model yang terlihat gemuk.

Elaine Parr, Consumer Products, Retail & Luxury Leader menjelaskan, beberapa berpendapat bahwa kedua ekstrem harus dipegang pada standar yang sama, terutama ketika mempromosikan pakaian kepada khalayak massal. Tapi ini bukan tentang berat badan saja. Kesehatan tidak cocok untuk semua.

“Di beberapa negara termasuk Prancis, model harus memenuhi BMI minimum (sekitar 18) dan membawa sertifikat medis untuk bekerja. Tetapi bahkan kebijakan itu kontroversial,” jelasnya. (Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *