Ilustrasi ecommerce. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Pertumbuhan E-Commerce Thailand diperkirakan akan mencapai 82 triliun pada tahun 2030, dua kali lipat dari tahun 2024. Perdagangan Afiliasi yang Meningkat: 2025 menandai tahun pemasaran afiliasi, di mana influencer dan kreator mendorong penjualan.

Thailand mengalama pergeseran pasar E-Commerce, misalman Marketplace (50%) mendominasi, sementara Video Commerce (20%) dan Social Commerce (18%) melanjutkan pertumbuhan yang kuat.

“Shopee, Lazada, dan Tik Tok Shop telah meningkatkan biaya, yang berdampak pada penjual,” ungkap Thanawat Malabuppha, CEO & Co-Founder at Priceza, kemarin dalam LinkedIn.

Thanawat menambahkan, 3 juta penjual dan 300 juta lebih produk, pengecer Thailand harus beradaptasi dengan banjir penjual luar negeri dan persaingan harga.

“Merek bergerak menuju pasar vertikal, direct-to-consumer (DTC), dan model konsinyasi agar tetap kompetitif,” tambahnya.

Sementara, bisnis yang memanfaatkan Mendengarkan E-Commerce, wawasan berbasis Al, dan teknologi afiliasi akan memimpin fase pertumbuhan berikutnya.

“Persaingan semakin ketat dari sebelumnya, tetapi peluang tidak terbatas bagi merek dan pengecer yang merangkul inovasi dan beradaptasi dengan cepat,” tegasnya.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *