Konser musik. Foto: Kemenparekraf.

RINCIH.COM. Barangkali Anda pernah menemukan fenomena seperti sulit berjualan, lantaran harga produk-produk pada naik dan pemutusan hubungan kerja alias PHK merebak dimana-mana. Namun di sisi lain, tiket konser habis terjual, pembeli boneka Labubu membludak, bahkan konsumen rela pre order (PO) untuk I Phone 16.

Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Sofyan Muharam, CRP dan Praktisi Ritel mengatakan, sangat mudah menjelaskan fenomena tersebut.

Sofyan menjelaskan, fenomena beberapa konser dan penjualan boneka hanya mewakili sebagian kecil dari populasi dan total transaksi. Sebagai contoh berdasarkan laporan survei penjualan eceran di kuartal 3 2024, penjualan kategori budaya dan rekreasi termasuk konser menunjukkan pertumbuhan minus 2.8%.

“Angka pertumbuhan minus ini juga terjadi di kuartal 1 dan 2,” jelasnya, mengomentari LinkedIn Surya Adi Winata, Rabu (16/10/2024).

Sofyan menambahkan, jika dibandingkan dengam penjualan di tahun dasar yaitu tahun 2010, Indeks penjualan ril dari kategori ini pada periode Januari-September 2024, berkisar antara 51.4 – 64.5.

“Artinya spend konsumen di kategori ini turun hampir setengahnya di tahun 2024,” tambahnya.

Indekspenjualan retail yang konsisten meningkat hanya terjadi di kategori makanan, suku cadang dan bahan bakar.

“Jadi fenomena konser dan penjualan boneka hanya sempalan dari populasi,” tutupnya.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *