Ilustrasi kelas menengah. Foto: detik

RINCIH.COM. Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah mengakui terlah terjadi penurunan okupansi bagi ritel yang menyasar segmen menengah ke bawah.

Namun,  Budihardjo menilai Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah, memberikan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia yang tengah mengalami pelemahan.

“Menengah ke bawah agak terganggu ya, tapi dengan adanya BLT itu agak lumayan naik kemarin,” katanya saat ditemui di Balai Kota Jakarta, mengutip Bloomberg, Selasa (12/8/2025), 

Budigardjo menambahkan, BLT dapat mendongkrak okupansi ritel menengah, terutama di tengah tantangan pertumbuhan ekonomi yang melambat. “Adanya BLT per-karyawan yang di dukung pemerintah itu agak lumayan bagus,” tambahnya.

Sementara itu, Colliers Indonesia mencatat tingkat okupansi mal menengah ke bawah di Jakarta pada semester I-2025 berada di kisaran angka 50%, berbanding terbalik dengan pusat perbelanjaan kelas atas dan premium yang memiliki tingkat keterisian 80 hingga 90%.

Colliers menyebutkan Food and Beverages (F&B) menjadi sektor yang memiliki peran penting untuk menaikkan tingkat keterisian di pusat perbelanjaan yang ada di Indonesia di sepanjang semester I-2025.

Saat ini, sektor makanan dan minuman menyangga sekitar 41,2% dari okupansi pusat perbelanjaan yang ada di Jakarta pada Semester I-2025. Sementara itu, sektor fashion dan apparel menyumbang sekitar 22,1% dari tingkat keterisian mal.
Selanjutnya, sektor beauty and wellness menyumbang 12,2% dari tingkat keterisian mal. Sebanyak 7,4% diisi oleh tenant-tenant lifestyle,  6,7% disumbang dari home and furniture. Sisanya  disumbang oleh watch and jewelry serta lainnya masing masing sebesar 5,1% dan 5,3%.(Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *