RINCIH.COM. Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, saat ini para pemilik toko ritel di bawah Hippindo sudah melakukan penutupan banyak toko imbas menjamurnya penjualan secara daring atau dikenal dengan e-commerce.
Tentunya penutupan toko fisik ritel berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa daerah yang tidak dapat dihindari.
Pihak Hippindo pun tidak mau menyerah, Budihardjo menyarankan kepada anggota Hippindo untuk menyasar ke daerah-daerah yang masyarakatnya belum terbiasa belanja online. Sehingga, penutupan toko di daerah perkotaan biasanya disusul dengan pembukaan toko baru di daerah-daerah.
“Karena di daerah juga punya daya beli yang berbeda dengan di kota, lebih menjanjikan, ada daya beli di situ,” ungkap Budihardjo di sela-sela acara Asosisasi Matahari’s Suppliers Club (AMSC) Gathering 2025, Rabu (23/4/2025).
Budihardjo membeberkan adanya indikasi pedagang yang menjual barang-barang impor dari China dan mengandalkan penjualan online tanpa diketahui membayar pajak atau tidak. Menurutnya, toko online seperti itu yang dianggap bisa mematikan ritel dalam negeri.
Hippindo berharap, pemerintah bekerja sama dengan pihak terkait untuk memeriksa kepatuhan pajak pelaku bisnis online, terutama yang memiliki omzet besar.
“Nah itu yang mematikan retail yang tiap hari buka toko, kami juga jual online, tapi kami bayar PPN, paling tidak kita kalah 11 persen dia nggak pake PPN, dan nggak ada NPWP lagi misalnya. Mana kita bisa menang nah itu yang harus ditindak-tindak tegas sebenarnya,” ujar Budihardjo. (Septiadi)