RINCIH.COM. Sektor CPG menghadapi perlambatan inovasi yang signifikan. Dalam lima bulan pertama tahun 2024, hanya 35% peluncuran produk CPG global yang benar-benar produk baru, persentase terendah yang tercatat sejak Mintel mulai melacak pada tahun 1996.
Mert Damlapinar dari ecommert menjelaskan, tahun ini, kurangnya inovasi sejati menimbulkan risiko besar bagi merek CPG yang sudah mapan, terutama karena konsumen, yang tertekan oleh kenaikan harga, semakin bersedia untuk beralih ke alternatif label pribadi.
“Hampir sepertiga (31%) orang dewasa AS melaporkan membeli lebih banyak merek toko pada Mei 2024,” ungkapnya melalui LinkedIn, Senin (30/9/2024).
Mert menambahkan, merek CPG harus memprioritaskan dan mempercepat jalur inovasi mereka, berinvestasi dalam R&D untuk membawa produk baru ke pasar. Tanpa diferensiasi, akan berisiko kehilangan pangsa pasar untuk label pribadi dan merek penantang yang sedang berkembang.
“Portofolio L’Oreal Beauty Tech adalah contoh inovasi produk yang bagus melalui teknologi canggih yang memenuhi kebutuhan konsumen,” Mert menyontohkan.
Mert menjelaskan, produk label pribadi menjadi lebih kompetitif, didukung oleh Al dan analitik data besar. Al membantu mempercepat digitalisasi supermarket, sementara pengecer menggunakan wawasan berbasis Al untuk meningkatkan penawaran produk label pribadi, yang mengarah ke kualitas yang lebih baik dengan harga lebih rendah.
“Ini adalah ancaman langsung bagi merek CPG mapan yang sudah berjuang dengan inovasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Mert mengatakan, merek CPG harus meningkatkan kemampuan wawasan konsumen mereka menggunakan Al dan analitik big data. Berinvestasi dalam teknologi untuk memahami perilaku dan preferensi konsumen pada tingkat terperinci akan memungkinkan untuk menawarkan produk yang lebih personal dan kompetitif.
“Selain itu, memperkuat program loyalitas merek Anda untuk menangkal daya tarik alternatif label pribadi sangat penting,” tutupnya.