Ilusrrasi meechandising. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Dalam lingkungan retail yang serba cepat saat ini, visualmerchandising yang efektif sangat penting untuk mendorong penjualan di dalam toko. Namun, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh penyedia perangkat lunak merchandising GlobalData Pic dan visual One Door, kerugian mengejutkan sebesar $125 miliar terjadi pada ritel di AS. Hal ini disebabkan oleh praktik merchandising yang buruk.

“Kerugian ini disebabkan oleh tampilan yang tidak memuaskan, tata letak toko yang membingungkan, dan produk yang sulit ditemukan,” tulis laporan penelitian tersebut.

Menurut penelitian, hampir 50% konsumen telah keluar dari toko tanpa melakukan pembelian yang dimaksudkan karena merchandising visual yang buruk. Sebanyak 73,4% pembeli menyatakan ketidakpuasan dengan tampilan di dalam toko yang mereka temui dalam setahun terakhir.

Masalah ini menyebabkan kerugian tahunan yang signifikan sebesar 3,3% dalam penjualan untuk gerai fisik.

Peneliti GlobalData Pic dan visual One Door menemukan, toko pasar menengah menghadapi dampak terbesar, dengan tampilan yang kacau dan produk yang sulit dipahami yang menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar $54 miliar.

Sementara, pembeli diskon hanya menunjukkan peluang 51.5% untuk mengunjungi kembali toko dengan merchandising di bawah standar.

“Produk yang sulit ditemukan (33,3%) dan tampilan yang tidak teratur, yang terus membuat frustrasi sejumlah besar pelanggan,” tegasnya.

Neil Saunders, Managing Director di GlobalData menjelaskan, consumers saat ini kekurangan waktu dan memiliki sedikit toleransi terhadap tampilan yang berantakan dan produk yang sulit ditemukan.”Retailers yang mengabaikan merchandising visual mendorong pelanggan untuk mencari alternatif, termasuk belanja online,” kata Neil mengutip LinkedIn PS Sarath Chandra, kemarin.

Temuan menunjukkan bahwa merchandising visual lebih dari sekadar estetika-ini adalah bagian penting dari pengalaman pelanggan dan pendorong utama pendapatan. Pengecer perlu menanggapi hal ini dengan serius atau berisiko kehilangan pelanggan ke pesaing, termasuk pengecer online.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *