Top Manufacture. Foto: Voronoi App oleh Visual Capitalist

RINCIH.COM. Peta manufaktur dunia terus berkembang-dan perubahan antara tahun 2023 dan 2025 menceritakan kisah yang kuat tentang strategi ekonomi, rantai pasokan, dan prioritas geopolitik.

Sejak 2010 hingga 2023, China menjadi produsen teratas ($4,8 T), disusul Amerika Serikat ($2.8T), Jepang & Jerman masing-masing $800 miliar. Sedangkan India & Korea Selatan, masing-masing $500 miliar.

China masih memimpin di tahun 2025. Data terbaru dari terbaru dari sumber WPR, Reuters, dan PBB melaporkan, Cina berada pada $4,98T. Menempatkan posisi nomor 1 (31,6%) manufaktur global, tetapi pertumbuhan telah melambat di tengah tekanan perdagangan dan menyusutnya PMI (49,0 pada bulan April).

AS ($2,5 triliun) sedikit alami penurunan pangsa (15,9%), tetapi investasi dalam reshoring dan teknologi tinggi mendorong poros strategis. Jepang: $1.03T-Kuat dalam semikonduktor dan teknik presisi. Jerman: $844,9 miliar jangkar manufaktur Eropa, masih didorong oleh ekspor mesin mobil dan industri. India: $455.8 miliar Bintang yang sedang naik daun. Apple, Foxconn, dan lainnya meningkatkan produksi lokal karena India mendapatkan momentum sebagai alternatif China.

Sementara, Ketegangan AS-China mendorong perusahaan untuk melakukan diversifikasi, Asia Tenggara dan India adalah penerima manfaat utama. Robotika canggih mengubah
produksi, terutama di Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.

Standar ESG sekarang penting untuk daya saing global, dengan produsen Eropa memimpin dalam integrasi teknologi hijau.

Manufaktur bukan hanya output ekonomi-ini adalah pengaruh strategis, lapangan kerja, dan ketahanan nasional. Keseimbangan kekuatan industri bergeser, dan tahun 2025 menandakan dunia manufaktur yang lebih multipolar. (Septiadi, Malte Karstan)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *