RINCIH.COM. Data YTD April 2025 mengungkapkan perubahan tajam dalam dinamika tenaga otomotif Indonesia Merek-merek Jepang mengalami penurunan. Misalkan saja dengan Daihatsu (-24,1%), Honda (-19,4%), dan Suzuki (-21,6%) mengalami penurunan dua digit. Bahkan Toyota, meskipun masih dominan, tidak dapat menghindari kontraksi -6,1%.
Andrea Suhendra, Chief Executive Officer Degree Synergy International menjelaskan, keruntuhan tersebut merupakan akibat langsung dari strategi produk yang stagnan dan tidak adanya penawaran EV yang kuat.
“Hanya Hino yang berhasil melawan tren dengan pertumbuhan +11,5% berkat ceruknya di logistik komersial,” tulisnya dalam LinkedIn, Ahad (8/6/2025).
Andrea menegaakan, lesannya keras dan jelas: merek-merek lama yang berfokus pada ICE kehilangan cengkeraman dalam pasar yang berpacu menuju elektrifikasi.
Tanpa jejak sebelumnya, BYD memasuki pasar Indonesia dengan 8.894 unit terjual hanya dalam empat bulan, langsung meraih 3,3% pangsa pasar.
“Merek Cina tidak lagi menjadi pesaing, tapi mereka adalah pengganggu pasar,” ungkapnya.
Eksekusi mereka yang tajam, harga yang kompetitif, dan jajaran EV lengkap telah mengungkap kesenjangan yang ditinggalkan oleh merek-merek Jepang yang masih ragu untuk berkomitmen pada elektrifikasi. (rc)