Sephora. Foto: istimewa

RINCIH. COM. LVMH, perusahaan induk Sephora, baru-baru ini menyoroti perubahan tak terduga dalam pola pembelian pelanggan, menandakan momen penting bagi industri ritel kecantikan.

Malte Karstan, Retail Expert menjelaskan, konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga karena faktor-faktor seperti inflasi dan tarif. “Pergeseran ini memengaruhi keputusan pembelian, terutama di sektor kecantikan,” tulisnya dalam LinkedIn, Kamis (24/4/2025).

Malte menambahkan, platform seperti Amazon mengintensifkan persaingan dengan menawarkan strategi penetapan harga yang agresif, menantang pengecer tradisional seperti Sephora.

Sementara, munculnya platform seperti Tik Tok Shop membentuk kembali cara konsumen menemukan dan membeli produk kecantikan, menekankan perlunya pengecer untuk beradaptasi dengan tren perdagangan digital baru.

Menanggapi hal tersebut, Malte menyarankan agar peritel harus menavigasi perubahan ini dengan menawarkan alasan kuat bagi konsumen untuk memilih produk mereka di luar sekadar harga.

Selain itu peritel juga memanfaatkan platform yang muncul untuk menjangkau dan terlibat dengan pelanggan secara efektif. Beradaptasi dengan Kebutuhan Konsumen: Memahami dan menanggapi preferensi dan perilaku pelanggan yang terus berkembang.

“Periode transformasi ini menghadirkan tantangan dan peluang bagi industri ritel kecantikan. Tetap selaras dengan tren konsumen dan gesit dalam implementasi strategi akan sangat penting untuk kesuksesan yang berkelanjutan,” jelasnha

Menanggali Malte, Koen Oosterbroek pelaku AI mengatakan, pergeseran perilaku konsumen di tengah ketidakpastian ekonomi memang menghadirkan tantangan yang menarik bagi pengecer kecantikan seperti Sephora. Karena strategi penetapan harga tradisional mungkin tidak lagi cukup, berfokus pada pembuatan proposisi nilai yang unik dan meningkatkan kehadiran digital dapat menjadi penting dalam mempertahankan keterlibatan konsumen.

“Selain itu, memahami sentimen konsumen dan pendorong pembelian selama pergeseran ekonomi tersebut dapat menawarkan wawasan yang lebih dalam,” katanya.

Malte Karstan menjelaskan, perubahan perilaku konsumen ini bukan hanya tantangan; Ini adalah titik balik strategis. Bagi Sephora, peluangnya terletak pada bersandar pada data dan personalisasi lebih dari sebelumnya.

Dengan platform seperti Tik Tok Shop yang membentuk kembali penemuan produk, Sephora dapat membangun jembatan yang lebih kuat antara konten dan perdagangan terutama dengan memberdayakan pembuat konten, ulasan, dan keterlibatan waktu nyata.

Di sisi digital, Malte menjelaskan, Sephora memiliki beberapa tuas utama, seperti rekomendasi yang sangat dipersonalisasi menggunakan data perilaku dan pembelian untuk meningkatkan cross-sell/upsell.

Pengalaman berbasis komunitas yang memanfaatkan influencer mikro kecantikan dan UGC untuk membangun kembali kepercayaan dan penemuan organik. Bundel digital eksklusif atau penurunan. akses awal yang menciptakan FOMO dan nilai yang dirasakan tanpa menggunakan diskon besar-besaran.

“Dan yang paling penting, menjaga denyut nadi mengapa konsumen membeli bukan hanya apa yang mereka beli,” katanya.

Lapisan emosional itu sering diabaikan dalam penurunan tetapi bisa menjadi kunci untuk menavigasinya. (Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *