Ilustrasu China dan Indonesia hadapi tarif Trump. Foto: istimewa

RINCIH.COM. Presiden Amerika Serikat (aS) Donald Trump menambahkan tarif impor yang sangat tinggi pada barang-barang beberapa negara seperti China dan Indonesia. Trump memberlakukan tatif impor dari China sebagai 125%. Sehingga produk China di AS menjadi mahal dan permintaan menurun.

“Ini memberi negara lain seperti Indonesia kesempatan untuk menjual lebih banyak ke AS,” ungkap Yutaka Tokunaga, CED of Timedoor dalam LinkedIn, Kamis (10/4/2025).

Tercatat, selama tahun 2024, impor produk China ke AS meluputi: Pakaian ($ 75 miliar), Sepatu ($9.6 miliar), Elektronik: ponsel, TV, mainan. Sedangkan ekspor AS ke Cina meliputi: pesawat terbang (seperti Boeing), kedelai ($ 13 miliar), kapas, babi, semikonduktor (Intel, Micron).

Bagaimana Indonesia? Indonesia dapat “menggantikan” peran China, akibat tarif yang dikenakannya. Perusahaan AS ingin mencari pemasok baru. Indonesia bisa menjadi pilihan yang baik di bidang-bidang pakaian & sepatu. Produk pakaian dan sepatu Indonesia telah masuk ke AS, dengan harga kompetitif. Tak hanya itu, Indonesia juga mengekspor peralatan penyiaran.

“Indonesia tidak berperang seperti China ia mencoba bersahabat dengan AS,” ungkapnya.

Yutaka menjelaskan, dalam pertemuan besar dengan Presiden Prabowo, para menteri, dan para pemimpin bisnis, Indonesia membagikan rencananya untuk membeli LPG, LNG, dan kedelai dari AS. Menurunkan pajak impor atas baja, barang pertambangan, dan perangkat medis AS dari 5-10% menjadi 0-5%.

Tantangan di Depan

Tetapi Indonesia juga menghadapi tarif baru AS. Mulai 9 April 2025, AS akan menerapkan tarif 32% pada barang-barang Indonesia. Hal ini membuat Indonesia lebih sulit untuk bersaing dalam harga.

Selain itu, produk Cina yang murah merugikan industri lokal di Indonesia, sehingga salah satu pabrik tekstil dan karet berada di bawah tekanan. Sritex, sebuah perusahaan tekstil besar, telah menghentikan operasi.

“Jadi sekarang, Indonesia sedang bernegosiasi dengan AS untuk mengurangi tarif. Membeli gas dan kedelai Amerika adalah bagian dari strategi ini,” katanya.

Perang dagang Trump merugikan China, tetapi itu memberi kesempatan kepada negara-negara seperti Indonesia. Namun, tarif AS yang baru dan persaingan dengan barang-barang murah China menciptakan masalah.

“Untuk berhasil di pasar AS, Indonesia harus meningkatkan kualitas produk. Diversifikasi perdagangan. Bangun diplomasi cerdas,” tegasnya.

Harry Baskoro, Senior Deputy Director, Bank Indonesia mengatakan, Indonesia tidak akan menggantikan China dalam waktu dekat – tetapi mencoba untuk memposisikan ulang dirinya. “Dalam lanskap perdagangan yang berubah saat ini, diplomasi dan penawaran strategis masuk akal,” katanya mengomentari Yutaka, Kamis (10/4/2025).

“Tantangan sebenarnya adalah eksekusi. Jika Indonesia dapat mendukung sikap persahabatannya dengan reformasi nyata dan dukungan ekspor, ada ruang untuk mengubah tekanan menjadi peluang,” tegas Harry Baskoro.(Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *