RINCIH.COM. Chinasellers melaporkan, TikTok akan memperluas jangkauan e-commerce-nya di Eropa, menargetkan Belanda pada tahun 2025. Sebelumnya, pada tahun 2024, Tik Tok telah meletakkan dasar yang kuat, mencapai 175 juta pengguna bulanan di wilayah tersebut.
Tik Tok Shop, awalnya diluncurkan di Inggris, sekarang berkembang di Spanyol, Irlandia, dan pengujian di Italia dan Jerman. Ini memungkinkan bisnis dan influencer untuk menjual langsung melalui video dan streaming langsung, dengan streaming langsung melonjak 64% YoY.
“Dengan hampir 43.000 pengguna komersial global, Tik Tok Shop menghasilkan pendapatan dari komisi sebesar 9% di Inggris dan iklan. Perkiraan pendapatan Tik Tok pada paruh pertama 2024 adalah $17 miliar, naik 60% dari tahun lalu,” tulis Chinasellers mengutip LinkedIn Patrick Hasaj, Jum’at (10/1/2025).
Patrick menambahkan, memang, ini adalah platform e-commerce Tiongkok lainnya, tetapi unik dalam pendekatannya karena menjual melalui video pendek dan streaming langsung (e-commerce berbasis konten/minat). Yang terakhir telah sangat sukses di China (tempat saudara kandung Tik Tok, Douyin beroperasi) dan di Asia Tenggara.
Sementara perdagangan langsung belum memenuhi targetnya di Inggris dan AS-dan, menurut pendapat saya, tidak akan pernah mencapai ketinggian yang telah melonjak di China – itu perlahan-lahan mendapatkan pijakan.
Ini adalah yang keempat dari ’empat naga kecil yang pergi ke luar negeri seperti yang secara kolektif disebut AliExpress, Temu, Shein, dan TikTok Shop di China. Di satu sisi, ini akan menawarkan peluang bagi beberapa merek, karena Tik Tok Shop suka bekerja dengan banyak merek lokal, tetapi akan memberikan ancaman baru bagi yang lain (terutama platform pesaing).
Salah satu sektor yang mungkin diguncang adalah kecantikan dan perawatan pribadi, kategori utama untuk barang yang dijual melalui Tik Tok.