RINCIH.COM. Global Consumer Outlook 2025 AlixPartners memberikan wawasan penting tentang kebiasaan belanja yang berkembang dari lebih dari 15.000 konsumen dari sembilan pasar global utama. Laporan ini menyoroti lanskap ekonomi yang hati-hati yang dipengaruhi oleh inflasi yang terus-menerus, pergeseran geopolitik, dan meningkatnya fokus konsumen pada nilai dan keberlanjutan.
Lebih lanjut, laporan tersebut mengatakan, penurunan bersih dalam niat belanja global: 31% konsumen berencana untuk mengurangi pengeluaran, dengan hanya 19% yang mengantisipasi mereka akan membelanjakan lebih banyak. Eropa memimpin pengurangan (niat bersih -21 ppt), sementara China (+10 ppt) dan Timur Tengah (+6 ppt) menunjukkan lebih banyak optimisme.
Konsumen yang lebih muda (18-34 tahun) siap berbelanja: Terlepas dari kendala keuangan, mereka memprioritaskan pengalaman seperti perjalanan dan makan, yang mencerminkan pergeseran jangka panjang dalam pola konsumsi.
Sementara, ketahanan bahan makanan vs. penurunan ritel non-makanan: Hal-hal penting seperti bahan makanan melihat peningkatan niat belanja global +19ppt, sementara kategori diskresioner seperti ritel non-makanan (-10ppt) dan hiburan di luar rumah (-7ppt) berada di bawah tekanan.
Namun dari semua itu, ada tantangan yang harus ditangani bisnis, seperti menyeimbangkan harga dan nilai. Keterjangkauan adalah kuncinya, tetapi nilai yang dirasakan tetap penting, terutama di sektor premium.
Percabangan dalam preferensi konsumen. Pembeli semakin menukar kebutuhan pokok sambil tetap berbelanja secara selektif pada pengalaman berkualitas tinggi.
Kemampuan beradaptasi operasional. Bisnis harus menyempurnakan rantai pasokan, mengoptimalkan harga, dan memikirkan kembali strategi loyalitas untuk mempertahankan relevansi dalam lingkungan yang menantang ini.
Menjelang tahun 2025, jelas bahwa inovasi strategis, fokus pelanggan, dan efisiensi operasional akan sangat penting untuk menavigasi lanskap pengeluaran yang terganggu ini.