RINCIH.COM. Masa jabatan Mark Schneider sebagai CEO Nestlé, dimulai pada tahun 2017, meninggalkan warisan yang beragam. Selama kepemimpinannya, pendapatan perusahaan tumbuh sedikit dari CHF 89,5 miliar menjadi CHF 93 miliar, dan margin operasi meningkat hanya 0,3% sejak 2016. Pada saat yang sama, strategi agresif Schneider untuk membeli kembali saham dan pembayaran dividen hampir dua kali lipat utang Nestlé dari CHF 28,4 miliar menjadi CHF 53,1 miliar.
Meskipun restrukturisasi portofolio yang ekstensif, termasuk divisi penjualan seperti operasi Galderma, Herta Deutschland, dan es krim AS, hasil operasional tetap stagnan. Strategi untuk berputar ke portofolio premium dengan margin yang lebih tinggi gagal membuahkan hasil yang signifikan. Sementara itu, akuisisi yang mahal, seperti kesepakatan lisensi Starbucks senilai $ 7,1 miliar, memberi tekanan lebih lanjut pada arus kas perusahaan.
Pada tahun 2022, Nestlé menghabiskan hampir CHF 20 miliar untuk dividen dan pembelian kembali saham, menandai puncak pengembalian pemegang saham. Namun, pada tahun 2023, pendekatan ini dibatasi secara tajam. Neraca perusahaan sekarang tegang, dengan rasio ekuitas turun dari 50% menjadi 24,7%. Harga saham Nestlé juga telah jatuh di bawah CHF 80, jauh dari level tertinggi historisnya.
CEO baru Laurent Freixe ditunjuk pada bulan Agustus, menghadapi tantangan berat. Memulihkan pangsa pasar dan memperkuat merek perusahaan akan membutuhkan investasi yang signifikan. Namun dengan posisi keuangan yang melemah, upaya ini kemungkinan akan menjadi upaya jangka panjang daripada perbaikan cepat.(Dominique Pierre Locher, 1st generation digital pioneer)