Grafik alasan pelanggan melakukan pengembalian. Foto: GlobalData

RINCIH.COM. Pengembalian bukanlah hal baru dalam ritel. Namun, pertumbuhan belanja online telah membuat topik ini lebih menjadi fokus bagi pengecer, terutama sekarang karena biaya pemrosesan dan logistik telah meningkat.

Beberapa pengecer menerapkan kebijakan pengembalian yang lebih ketat, seperti membebankan biaya pengiriman pengembalian dan mempersingkat jendela pengembalian. Selain itu, pengecer memanfaatkan analitik data untuk mengidentifikasi pola perilaku pengembalian dan menyesuaikan kebijakan mereka sesuai dengan itu.

Neil Saunders, Managing Director and Retail Analyst at GlobalData menjelaskan, masalahnya adalah bahwa setelah melatih pembeli untuk mengharapkan pengembalian gratis selama bertahun-tahun, banyak konsumen tidak menyukai perubahan kebijakan.

“Hal ini terutama terjadi karena sebagian besar pengembalian dilakukan karena alasan yang tulus,” katanya.

Pada akhirnya, tujuan setiap pengecer adalah untuk mengurangi pengembalian, tetapi ini harus diimbangi dengan melindungi penjualan. Ini berarti berusaha keras untuk memberi konsumen lebih banyak informasi dan alat tentang hal-hal seperti ukuran, sehingga mereka dapat membeli secara akurat pertama kali, seperti halnya dalam menghukum pembeli dengan biaya yang lebih tinggi.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *