RINCIH.COM. Ekonomi global yang berfluktuasi, perubahan kebiasaan konsumen, dan meningkatnya pengaruh teknologi digital membentuk industri. Namun keberlanjutan akan tetap menjadi faktor kunci di tahun 2025.
Hermès terus berfokus pada keunggulan pengerjaan dan desain abadi yang menekankan daya tahan dan kualitas. Perusahaan berinvestasi dalam metode produksi yang ramah lingkungan dan mempromosikan keahlian lokal untuk meminimalkan jejak lingkungannya.
Sementara, Louis Vuitton, di sisi lain, semakin mengintegrasikan bahan berkelanjutan ke dalam koleksinya dan telah menerapkan inisiatif untuk mengurangi emisi CO, di sepanjang rantai pasokan.
Kedua merek menekankan pentingnya eksklusivitas, dengan Hermès meningkatkan permintaan melalui jumlah terbatas dan daftar tunggu yang panjang, sementara Louis Vuitton menggarisbawahi keunikannya melalui koleksi eksklusif dan kolaborasi dengan artis terkenal.
Digitalisasi pengalaman pelanggan merupakan keunggulan kompetitif yang menentukan pada tahun 2025. Louis Vuitton berinvestasi besar-besaran dalam platform digital dan baru-baru ini membuka butik virtual yang memungkinkan pelanggan menjelajahi produk di lingkungan online yang imersif. Merek ini juga menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi dan lebih memahami preferensi pelanggan.
Hermès, di sisi lain, tetap setia pada filosofi tradisionalnya dan berfokus pada pengalaman eksklusif yang dipersonalisasi di butik fisik, dilengkapi dengan penawaran digital pilihan yang menyoroti keahlian dan sejarah merek.
Seiring dengan Louis Vuitton yang terus memperluas jejak globalnya dan memasuki pasar baru di Asia dan Afrika, Hermès berfokus untuk memperkuat posisinya di pasar yang sudah mapan.
Louis Vuitton berencana untuk membuka beberapa toko utama di kota metropolitan yang sedang berkembang dan berinvestasi dalam kemitraan lokal untuk memastikan relevansi budaya.
Hermès, di sisi lain, berfokus pada pertumbuhan organik dan memperdalam hubungan dengan klien setianya, terutama di Eropa dan Amerika Utara, melalui acara eksklusif dan layanan yang dibuat khusus.
Dari segi nilai merek, kedua perusahaan mempertahankan posisi kuat mereka. Nilai merek Louis Vuitton sebesar $124,3 miliar. Hermès sekitar 151 miliar dolar AS. Louis Vuitton berfokus pada ekspansi dan inovasi, sedangkan Hermès berfokus pada eksklusivitas dan keahlian tradisional.
Pertanyaan krusial tetap ada: apakah pelanggan lebih menyukai digitalisasi inovatif Louis Vuitton atau keahlian Hermès yang tak lekang oleh waktu? Satu hal yang pasti persaingan antara raksasa mewah ini akan memasuki babak baru yang menarik pada tahun 2025.(Bodo Kluxen)