RINCIH.COM. Pada kesempatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Repubblica melaporkan, hanya 10% dari plastik yang diproduksi di dunia yang benar-benar didaur ulang. Sisanya akhirnya dibakar, di tempat pembuangan sampah atau, lebih buruk lagi, tersebar di lingkungan. Polusi plastik telah menjadi keadaan darurat sistemik yang nyata.
Setiap tahun, antara 23 dan 37 juta ton plastik mencapai laut dan lautan. Dan menurut proyeksi PBB, jumlah ini bisa meningkat tiga kali lipat pada tahun 2040 jika kita tidak mengubah arah. Kenyataannya adalah bahwa kita dikepung, dan sistem daur ulang. seperti yang terstruktur saat ini, tidak cukup.
Namun, alternatif untuk plastik sudah ada. Teknologi bukan lagi batas kemauan strategis. Di sinilah distribusi skala besar (GDO) berperan, yaitu serangkaian supermarket, hypermarket, dan rantai ritel yang mengelola sebagian besar produk yang kita beli setiap hari. Distribusi skala besar memiliki kekuatan untuk memandu pilihan konsumen dan mengkondisikan seluruh rantai pasokan.
Misalnya, di departemen buah dan sayuran atau konter ikan, distribusi skala besar dapat mengadopsi peti kayu alih-alih plastik dan polistirena, memperkenalkan solusi yang lebih tahan lama dan kompos yang konsisten dengan model ekonomi sirkular. Kayu, bahan alami dan terbarukan, merupakan jawaban konkret untuk mengurangi dampak lingkungan dari kemasan makanan, tanpa mengorbankan fungsionalitas dan ketahanan. (rc)