Ilustrasi Mal. Foto: shutterstock

RINCIH.COM. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menjelaskan beberapa penyebab bergugurannya pusat perbelanjaan dan toko ritel modern di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya menurut Budi adalah telah berubahnya tren belanja masyarakat dari offline ke online, sehingga memengaruhi okupansi mereka di toko fisik.

“Konsumen kini lebih banyak berbelanja secara harian dan seperlunya, tidak lagi secara bulanan atau mingguan,” Budi dalam program ‘Profit’ Economic Update CNBC Indonesia, Senin (23/6/2025).

Menurutnya, perubahan pola konsumsi masyarakat menjadi faktor utama.
“Banyak retail modern atau pusat perbelanjaan itu tingkat okupansinya menurun. Dari tahun 2003 itu 88 persen, sekarang atau tahun 2024 itu 80 persen, menurun sekitar 9 persen,” kata Budi dalam program ‘Profit’ Economic Update CNBC Indonesia, Senin (23/6).

Budi menjelaskan tren konsumsi telah berubah signifikan. Konsumen kini lebih banyak berbelanja secara harian dan seperlunya, tidak lagi secara bulanan atau mingguan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sekitar 33,3 persen penduduk usia produktif di Indonesia merupakan pengguna e-commerce. Angka ini meningkat 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, 37,7 persen aktivitas perdagangan kini dilakukan secara elektronik.

Di sisi lain, Budi menyebut mal perlu menyesuaikan diri dengan menawarkan pengalaman baru kepada konsumen. Budi menilai kunjungan ke pusat belanja tidak lagi hanya soal membeli kebutuhan, melainkan juga aktivitas sosial seperti makan bersama atau berkumpul dengan teman.
“Kalau tidak ada perubahan seperti itu, maka mereka juga akan tertinggal,” tambahnya. (Septiadi)

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *