RINCIH.COM. Bank Sentral AS, The Fed, telah membuat kemajuan substansial dalam memerangi inflasi, sehingga dapat diprediksi inflasi global terus menurun.
M. Ayhan Kose, Deputy Chief Economist of The World Bank menuliskan di LinkedIn, Kamis (22/8/2024), pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi baru-baru ini kembali ke norma historis rata-rata, meskipun dengan perbedaan penting antar negara selama siklus pengetatan ini.
“Apa yang tidak berubah selama siklus suku bunga 2020-24 adalah meningkatnya peran faktor global dalam menjelaskan pergerakan suku bunga domestik dari waktu ke waktu,” ungkapnya.
Ayhan menambahkan, inflasi turun mendekati target, aktivitas melambat, dan pasar tenaga kerja melemah, menjadi alasan untuk penurunan suku bunga The Fed. Menurutnya, setiap kalibrasi ulang suku bunga ke depan harus dilakukan secara bertahap kecuali guncangan yang tidak terduga, dengan mempertimbangkan interaksi antara faktor global dan keadaan domestik.
“Pasar sekarang mengharapkan sekitar 4 pemotongan oleh Fed pada tahun ini. Itu bisa terjadi. Tapi itu tidak akan menjadi kejutan besar jika kita hanya berakhir dengan 2 atau 3 pemotongan, tergantung pada inflasi dan cetakan pengangguran,” jelasnya.
Ayhan menilai, tidak akan ada resesi di Amerika Serikat. Ayhan memperkirakan, pertumbuhan AS untuk tahun ini adalah sekitar 2,5 persen, dan untuk tahun depan, sekitar 1,8 persen.
Lebih lanjut Ayhan menjelaskan, banyak negara berkembang, terutama yang rentan, akan terus menghadapi kondisi keuangan yang ketat di masa mendatang. Mengingat jumlah akumulasi utang yang signifikan di pasar perbatasan dan negara-negara berpenghasilan rendah, pembayaran utang akan tetap menjadi tantangan serius.