RINCIH.COM. Di era percepatan perubahan teknologi dan pergeseran pasar tenaga kerja, tidak semua gelar sarjana diciptakan sama. Saat siswa, orang tua, dan pendidik merencanakan masa depan, penting untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang didasarkan pada data, bukan hanya semangat.
Menurut sebuah studi baru-baru ini yang divisualisasikan oleh Visual Capitalist menggunakan data dari CNBC dan Federal Reserve Bank of New York, jurusan perguruan tinggi dengan tingkat pengangguran tertinggi pada tahun 2025 melukiskan gambaran yang serius bagi para pencari kerja.
Wawasan ini didasarkan pada data ketenagakerjaan dari tahun 2023 dan mencerminkan pendapatan pertengahan karir (usia 35-45), memberikan gambaran yang matang tentang hasil jangka panjang, bukan hanya fluktuasi awal karir.
Gelar Teratas Dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi pada tahun 2025:
- Antropologi 9.4% pengangguran, pendapatan pertengahan karir $70K
- Fisika 7.8%, $100K
- Teknik Komputer 7.5%, $122K
- Seni Komersial & Desain Grafis 7.2%, $75K
- Seni Rupa 7.0%, $70K
- Sosiologi 6.7%, $70K
- Ilmu Komputer 6.1%, $115K
- Kimia 6.1%, $90K
- Sistem Informasi & Manajemen – 5.6%, $100K
- Kebijakan & Hukum Publik – 5.5%, $75K
Yang mencolok adalah bahwa beberapa gelar ini, seperti Teknik Komputer dan Ilmu Komputer, menawarkan penghasilan tinggi, namun masih berjuang dengan pengangguran di atas rata-rata. Ini mengungkapkan kebenaran yang bernuansa: penghasilan tinggi tidak selalu menjamin kemampuan kerja yang tinggi. Faktor-faktor seperti volatilitas industri, saturasi, otomatisasi, dan ketidakcocokan pekerjaan geografis dapat memengaruhi hasil.
Sementara itu, bidang yang berakar pada seni dan ilmu sosial, seperti Seni Rupa, Sosiologi, dan Antropologi, tidak hanya menunjukkan plafon pendapatan yang lebih rendah tetapi juga risiko pengangguran yang lebih tinggi. Gelar ini mungkin membawa nilai pribadi atau sosial intrinsik, tetapi pasar tenaga kerja menghargainya secara tidak konsisten. (Septiadi, Malte Karstan)