RINCIH.COM. The 2025 J.D. Power Vehicle Dependability Study telah memberi peringkat merek mobil yang paling dan paling sedikit dapat diandalkan berdasarkan jumlah masalah yang dilaporkan per 100 kendaraan (PP100) setelah tiga tahun kepemilikan.
Data ini tidak hanya menarik tetapi juga dapat menghemat waktu, uang, dan dalam jangka panjang. Merek-merek ini memiliki masalah yang dilaporkan paling sedikit per 100 kendaraan. Berikut laporannya.
- Lexus 140 PP100 (+5 peningkatan peringkat)
- Buick-143 PP100 (naik 6)
- Mazda 161 PP100 (meskipun turun besar 24 tempat)
- Toyota 162 PP100
- Cadillac- 169 PP100 (naik 15)
- Chevrolet-169 PP100 (naik 27 – lompatan besar)
- GMC-181 PP100
- Porsche-186 PP100
- BMW-189 PP100
- Mini-190 PP100
Apa artinya ini bagi pembeli mobil? Jika pelanggan mencari ketenangan pikiran jangka panjang, Lexus, Buick, dan Toyota tetap menjadi pilihan papan atas.
Mazda masih kuat, tetapi perhatikan penurunan -tanda potensi tantangan kualitas tahun ini. Peningkatan besar Chevrolet perlu diperhatikan keandalan jelas merupakan fokus baru.
Malte Karstan, Retail Expert menjelaskan, kemewahan tidak selalu sama dengan keandalan. BMW dan Porsche solid, tetapi Mercedes-Benz tergelincir ke 24 dengan 243 PP100.
Namun beberapa merek mengalami banyak masalah. Seperti Volkswagen – 285 PP100, Chrysler – 282 PP100, Jeep 275 PP100 (+85 peningkatan penurunan terbesar dalam daftar), Land Rover – 270 PP100 dan Audi-273 PP100.
“Merek-merek ini mungkin menawarkan kinerja, fitur, atau desain tetapi menurut data ini, mereka mungkin datang dengan lebih banyak sakit kepala perawatan atau perbaikan dari waktu ke waktu,” tulisnya dalam LinkedIn, Rabu (9/4/2025).
Sementara, pendatang baru seperti Alfa Romeo dan Mitsubishi masuk dalam daftar pada tahun 2025. Alfa menempati peringkat menengah (211 PP100), sementara Mitsubishi mendarat di dekat bagian bawah (256 PP100). Dekati dengan rasa ingin tahu dan hati-hati.
Apakah Anda membeli baru atau bekas, penelitian ini adalah titik referensi yang kuat. Mobil yang lebih andal seringkali berarti tagihan perbaikan yang lebih rendah, nilai jual kembali yang lebih baik, dan lebih sedikit kunjungan ke pusat layanan. (Septiadi)