RINCIH.COM. Jika pembaca sedang dalam perjalanan ke wilayah Jl. Mojogedang – Jambangan No.KM 1, RT.02/RW.04, Mojogedang, Kec. Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57752, jangan lewatkan untuk mampir di warung sate yang telah melegenda ini. “Warung Sate Pak Ali”, namanya.
Agar lebih nikmat, datang ke warung tersebut dalam keadaan sangat lapar, agar semua menu lezat dan nikmat bisa dinikmati. Warung Sate Pak Ali menyediakan menu sate, tengkleng, gulai dan tongseng kambing, seperti warung sate lainnya.
Tapi ada yang beda di Warung Sate Pak Ali, yakni dibumbu racikannya. Ngaliman Muskandar, kerap dipanggil Mbah atau Pak Ali, sengaja meracik bumbu special dari 39 jenis rempah-rempah untuk menu kambing olahannya.
“Saya menggunakan 39 jenis rempah-rempah untuk olahan kambing saya,” kata Pak Ali kepada rincih.com, saat ditemui di warung satenya, Kamis (20/3/2025).
Kemahirannya dalam meracik rempah-rempah menjadi bumbu andalan dipelajarinya dari pedagang jamu godok. Ketika Mbah Ali ke pasar, dirinya tidak segan-segan bertanya kepada pedagang jamu manfaat dari beberapa rempah yang dijual. Nah, dari situ, Mbah Ali pun terinspirasi untuk membuat racikan bumbu dari rempah-rempah tersebut. Hasilnya?
“Pernah ada tamu, seorang koki (chef), terheran dengan dengan olahan kambing. Kok bisa beda, tapi khas dan enak. Dan si koki bisa merinci bumbu-bumbunya,” ceritanya.
Pelanggan Warung Sate Pak Ali tentunya bukan hanya seorang koki saja, orang umum dari mana pun banyak yang berkunjung untuk menikmati olahan kambing Pak Ali. Setiap hari Pak Ali menyediakan 3 ekor kambing, bahkan lebih.
“Alhamdulillaah sehari bisa lebih dari 3 ekor kambing, bahkan bisa bertambah jika ada pesanan,” ujar bapak dari dua anak dan tiga cucu ini.
Pak Ali mengawali bisnis membuka warung sate sejak 1996. Sebelumnya Pak Ali mengadu nasib di Jakarta untuk berdagang bakso dan bubur ayam. Namun usaha bisnis tersebut tidak berlangsung lama.
“Saya di Jakarta pernah jualan bakso dan bubur ayam, tapi sepi melulu,” ungkap lelaki kelahiran Februari 1952 di Karang Pandan ini.
Pak Ali akhirnya memutuskan pulang kampung dan membuka warung sate. Kenapa Pak Ali memilih bisnis sate?. Berdasarkan pengamatan Pak Ali, hampir sebagian besar pedagang sate di Solo, berumur panjang.
“Nah, saya mau seperti itu. Tapi umur panjang agar selalu bisa beribadah ya,” tegasnya.
Tahun 1996, Pak Ali akhir memutuskan untuk fokus menggeluti bisnis warung satenya hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu, Pak Ali pun tidak lupa untuk mewariskan keahlian meracik bumbu dan usaha warung satenya kepada anak perempuannya.
“Sekarang saya santai, banyak ibadah dan urusi sapi. Warung sudah saya serahkan ke anak perempuan,” katanya.
Warung Sate Pak Ali buka setiap hari mulai, pukul 10.00 hingga 20.00 wib. Warung tersebut, sekaligus merupakan tempat tinggal Pak Ali bersama istri dan anaknya.
So, tunggu apa lagi. Silakan mampir!.