Acara "Temu Ulama': Meningkatkan Sinergi Ulama dan Pimpinan Ormas Islam Kota Depok", di Aula Gedung MUI Kota Depok, 23 September 2024. Foto: rincih.com

RINCIH.COM. Kota Depok sempat memiliki sejarah kelam mengenai aksi intoleransi, radikalisme, ekstrimisme hingga terorisme (IRET). Seperti ditemukannya lokasi perakit bom di Kukusan dan Jatijajar. Bahkan berdasarkan survai pada 2023, Kota Depok mendapat predikat kota intoleran.

Sufyan Tsauri, Korlap Persatuan Napiter NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI) mengatakan, berdasarkan hasil survai pada 2003, Kota Depok mendapat predikat kota intoleran. Tak hanya intoleran, bahkan Sufyan membeberkan beberapa peristiwa yang terjadi di wilayah Kota Depok, Seperti Kukusan dan Jatijajar yang diketahui sebagai tempat merakit bom pada rentang waktu 2005 hingga 2016.

“Rentang tahun 2005-2016, masyarakat Depok apatis terhadap lingkungan. Ditambah lagi wilayah Kukusan Jatijajar sempat terkenal dengan perakitan bom. Puluhan polisi meninggal akibat serangan teroris,” ungkapnya pada acara “Temu Ulama’: Meningkatkan Sinergi Ulama dan Pimpinan Ormas Islam Kota Depok”, di
Aula Gedung MUI Kota Depok,
23 September 2024

Tentunya dalam membangun Kota Depok agar kondusif dan terbebas dari IRET dimasa depan dibutuhkan sinergi antara semua pihak. Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok Syamsul Yakin mengatakan, sinergi antara ulama, pemerintah dan organisasi masyarakat (Ormas) seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan Persis, sangat berguna untuk membangun Kota Depok yang aman, damai, adil dan makmur.

Maraknya mazhab dan aliran agama merupakan wujud dari demokrasi Indonesia. Syamsul menegaskan sinergi ketiga entitas diharapkan terwujud tiga tujuan, antara lain menjaga agama, negara dan masyarakat.

“Sebagai pengurus MUI, potensi (keberagaman) ini bisa dibangun dakwah warna warni,” kata Syamsul.

Syamsul menambahkan, kesuksesan salah satu ormas, merupakan kesuksesan bersama.
“Kesuksesan dakwah tak mesti dari diri atau ormas sendiri. Kesuksesan dakwah dari ormas lain merupakan kesuksesan bersama.
Ayo lakukan sinergi, semoga terlaksana dan menghasilkan dakwah warna warni,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kesbangpol Kota Depok Lienda Ratnanurdianny mengatakan, sinergi ulama dengan pemerintah, ormas sangat dibutuhkan. Menurutnya, program-program pemerintah tak terlaksana degan baik jika tidak ada sinergitas.

“Temu ulama bisa menjaga dan memelihara persatuan NKRI,” katanya.

Lienda menegaskan, ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan tidak bisa disampingkan dalam kehidupan oleh karena itu perlunya memperjuangkan empat konsensus, yaitu Pancasila, UUD’45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

“Cita-cita bangsa adalah damai. Secara kodrati memang berbeda. Itu bisa jadi ancaman. Maka perlu bersatu,” katanya.

Lienda mengharapkan, pemimpin ormas-ormas harus memberikan pemahaman kepada anggotanya mengenai cita-cita dan ideologi bangsa. “Pemahaman memandang Indonesia sebagai wawasan kebangsaan. Tapi di tengah keragaman harus menjaga kedamaian untuk keutuhan NKRI,” tutupnya.

Marhadi Muhayar dari Jakarta Islamic Centre menjelaskan, menjadi teroris bukanlah ujug-ujug, tetapi melalui proses panjang, mulai dari intoleransi, radikalisme, ekstremisme hingga terorisme.

“Ormas ormas jangan sampai terpapar paham intoleran. Perlu sinergi agar tidak terprovokasi. Teroris tak hanya diciptakan, tapi juga dijiwai,” tegasnya.

Ketua Umum MUI Kota Depok Ahmad Dimyati Badruzzaman berharap umat islam, khususnya Kota Depok menjalankan syariat islam dengan sebenar-benarnya sehingga dapat terwujud Kota Depok yang kondusif dan terhindar paham IRET.

By Septiadi

Adalah seorang penulis, dengan pengalaman sebagai wartawan di beberapa Media Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *