RINCIH.COM. Dalam lanskap ritel yang berkembang pesat saat ini, kemampuan beradaptasi bukan hanya aset adalah kebutuhan. Pengecer menghadapi tantangan ganda untuk memenuhi preferensi konsumen yang berubah dan menavigasi ketidakpastian global.
Paradoks strategi di sini jelas, sementara model ritel tradisional memberikan kemiripan stabilitas, profitabilitas sejati terletak pada penciptaan fleksibilitas dan inovasi strategis.
Bishwajit Roy, Chief Operating Officer (COO) At QRIUS Lifestyle menyampaikan, sektor ritel tidak asing dengan fluktuasi. Dari kemerosotan ekonomi hingga peristiwa global yang tidak terduga, pengecer harus terus-menerus menyesuaikan layar mereka.
“Model penetapan harga dinamis dapat menjadi pengubah permainan, memungkinkan bisnis menyesuaikan harga secara real-time berdasarkan permintaan dan kondisi pasar. Hal ini dapat memprediksi preferensi konsumen dapat membantu pengecer tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang,” tulisnya dalam LinkedIn, Kamis (21/11/2024).
Bishwajit menambahkan, salah satu poin yang menonjol dalam menavigasi ketidakpastian profitabilitas adalah pentingnya keputusan berbasis data. Memanfaatkan data besar dan analisis sensitivitas dapat memberikan wawasan tentang perilaku konsumen dan tren pasar, memungkinkan pengecer membuat pilihan strategis yang tepat.
“Pendekatan ini meminimalkan risiko dan memaksimalkan profitabilitas, terutama di masa yang tidak dapat diprediksi,” ungkapnya.
Biaya Produk Optimal dan Fleksibilitas Strategis:
Lebih lanjut, Bishwajit menjelaskan, mengelola biaya produk tanpa mengorbankan kualitas sera pentingnya fleksibilitas strategis dalam pengadaan dan manajemen inventaris. “Bereksperimen dengan strategi baru dan terus belajar dari hasil, kami, pengecer dapat menemukan keseimbangan optimal antara biaya dan kualitas,” katanya.
Bishwajit menjelaskan, mendorong bisnis ritel, penting untuk mulai memantau profitabilitas sejak awal strategi. Ini berarti mengintegrasikan metrik profitabilitas ke dalam proses pengembangan strategi itu sendiri. Inovator di ritel harus fokus pada penciptaan model bisnis adaptif yang tidak hanya reaktif tetapi proaktif dalam mengantisipasi pergeseran pasar.
Misalnya, memanfaatkan Al dan pembelajaran mesin dapat membantu memprediksi kebutuhan stok, mengurangi limbah, dan mengoptimalkan rantai pasokan. Pendekatan berpikiran maju ini memastikan bahwa profitabilitas dibangun ke dalam fondasi setiap keputusan strategis.
Pendekatan proaktif, terus bereksperimen dengan strategi baru, dan memanfaatkan teknologi. Langkah-langkah praktis seperti ini dapat menghasilkan peningkatan substansial dalam kepuasan pelanggan dan kinerja laba.
Terakhir, fleksibilitas strategis, ditambah dengan pemahaman mendalam tentang preferensi konsumen dan tren pasar, dapat mengubah tantangan menjadi peluang.